Spesies tumbuhan ini merupakan salah satu anggota dari famili Dipterocarpaceae yang juga disebut sebagai famili penghasil “damar”, yang menurut istilah bahasa melayu berarti resin. Famili tersebut terbagi ke dalam tiga sub famili yakni Monotoideae, Pakaraimoideae serta Dipterocarpoideae. Anggota dari ketiga subfamili tersebut berbeda beda yaitu :
- Monotoideae : Mencakup 3 genus dengan anggota kurang lebih 30 spesies. Ketiga genus itu yakni Marquesia, Monotes dan Pseudomonotes.
- Pakaramoideae : Meliputi sebuah spesies yang diketemukan di Dataran Tinggi Guaianan di Amerika Selatan, yakni spesies Pakaraimaea roraimae
- Dipterocarpoideae : Meliputi 13 genus dengan kurang lebih 600 famili dan merupakan subfamili terbesar dari famili ini.
Peta Persebaran Famili Dipterocarpaceae di Asia
“Sumber : www.fao.org, diakses pada 29-10-2008 pukul 11.48 WIB”
Spesies shorea stenoptera Burck ini termasuk dalam subfamili Dipterocarpoideae, meskipun oleh Samingan (1982) tidak dicantumkan dalam sistematika penamaannya. Ia merupakan spesies yang endemik di Pulau Kalimantan (Borneo), Indonesia. Shorea stenoptera Burck di Kalimantan Barat dikenal dengan nama tengkawang tungkul (K. Heyne,1987 dalam skripsi Tasori, 1996).
Menurut Samingan (1982) sistematika nama Shorea stenoptera Burck ialah seperti di bawah ini :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotiledoneae
Ordo : Guttiferales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Shorea
Spesies : Shorea stenoptera Burck
- Deskripsi Morfologis
Daun dari spesies ini berbentuk oblong dengan ujung daun meruncing, panjang 25 – 35 cm, lebar 10 – 15 cm. Kedua permukaan daun halus, permukaan bagian atas berwarna hijau gelap sedang permukaan bagian bawah berwarna hijau keputihan mengkilap, daun yang masih muda berwarna merah gelap seperti warna stipula. Tulang daun sekunder menyirip berseling. Daun tengkawang tungkul merupakan daun tunggal dengan duduk daun berseling.
Stipula yang merupakan penciri khas dari spesies ini, jumlahnya dua buah terletak pada setiap pertemuan tangkai daun dengan ranting. Stipula muda berwarna merah tua, sedang stipula yang sudah tua berwarna coklat. Stipula tidak lepas sampai daun tua. Ukuran stipula umumnya panjang 6 – 9 cm dan lebar 3,5 – 4,5 cm. Ujung stipula berbentuk meruncing.
Kelopak bunga bagian dalam berwarna merah muda. Kelopak dalam terdiri dari 5 kelopak lebih besar dan panjang daripada kelopak luar. Kelopak luar terdiri dari 5 kelopak berwarna hijau dan mempunyai ukuran leih kecil daripada kelopak bagian dalam.
Buahnya mempunyai ukuran yang paling besar bila dibandingkan dengan buah dari anggota famili Dipterocarpaceae lainnya. Buahnya memiliki tiga sayap besar (bagian luar) dan dua sayap kecil (bagian dalam) dengan perbandingan ukuran sayap besar 3 – 4 kali dari ukuran sayap kecilnya.
Kulit berwarna coklat kemerah-merahan dan terdapat bercak berwarna keputih-putihan. Permuaan kulit agak kasar. Kulit yang sudah tua mengelupas membentuk lembaran-lembaran tipis yang tidak lepas.
Permukaan batangnya banyak terdapat benjolan yang terdapat di hampir seluruh bagian batangnya. Bentuk percabangan pohonnya mendatar sampai dengan melengkung ke bawah, tidak teratur dan memiliki tinggi batang bebas cabang (TBBC) yang rendah.
- Status Spesies
Saat ini kelestarian dari spesies ini terancam punah karena adanya eksploitasi buah maupun kayunya oleh penduduk, terutama di daerah kawasan konservasi in-situnya di Kalimantan Barat, Indonesia. Menurut kriteria dari IUCN/SSC (1994) spesies ini termasuk kategori Endangered atau EN (genting), yaitu kondisi dimana tumbuhan yang hidup di habitat asli jika tidak kritis, manghadapi kemungkinan kepunahan di alam dalam kurun waktu 10 tahun akan berkurang sebanyak 50 %. Salah satu syarat dicirikan pada areal yang disurvey terdapat sekurang-kurangnya 250 individu (pohon dewasa) dalam areal seluas 500 km persegi atau setiap areal dengan luas 200 hektar terdapat sekurang-kurangnya 1 individu pohon dewasa.
source : link
0 komentar:
Posting Komentar