skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Jumat, 25 Oktober 2013

Senduduk Bulu (Clidemia hirta (L.) D. Don.)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna


Botani
Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Division      : Magnoliophyta
Class          : Magnoliopsida
Order          : Myrtales
Family         : Melastomataceae
Genus         : Clidemia
Species      : Clidemia hirta (L.) D. Don

Deskripsi
Habitus : Perdu, yang tegak dan naik dengan tinggi 0,5-2 meter.

Batang : Berkayu, bulat, berbufu rapat atau bersisik, percabangan simpodial, coklat.

Daun : Tunggal.bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau.


Bunga : Majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan, benang sari delapan sampai dua belas, panjang ± 3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu dan putih.

Buah : Buni, bulat telur, ungu.


Biji : Kecil, ungu.

Akar : Tunggang, coklat.

Distribusi/Penyebaran : Terdapat di seluruh Indonesia, terutama di pinggir-pinggir hutan, semak belukar dan tepi jurang

Habitat : Tumbuh di dataran rendah hingga kurang lebih 1.500 m dpl..
Penggunaan
  1. Pencuci luka bernanah
  2. Menghentikan pendarahan pada luka sayat
  3. Daun : Pencuci luka bernanah yang menahun. Caranya : Ambil beberapa lembar daun, kemudian diremas-remas dan disap-usapkan sambil mandi atau dicuci pada luka. Ulangi beberapa kali dalam seminggu. Daun ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan lendir ikan saat membersihkan atau penghilang rasa pahit pada daun pepaya atau pepaya muda sebelum dimakan.

Manfaat tumbuhan dalam keadaan darurat : Buah harendong bulu yang sudah masak berwarna ungu merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis
0 komentar

Senduduk (Melastoma polyanthum Bl.)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna


Botani
Sinonim : Melastoma malabathricum Auct. non L.; M. Atfine G. Don.

Klasifikasi
Kingdom     : Plantae – Tumbuhan
Divisi           : Spermatophyta
Sub Divisi   : Angiospermae
Kelas           : Dicotyledonae
Bangsa       : Myrtales
Suku            : Melastomaceae
Marga         : Melastoma
Jenis           : Melastoma polyanthum Bl.

Nama
Umum : Senggani
Jawa : Harendong (Sunda) Senggani (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi ± 4 m.

Batang : Berkayu, bulat, berbufu rapat atau bersisik, percabangan simpodial, coklat.

Daun : Tunggal.bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau.

Bunga : Majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung meruncing, daun pelindung
bersisik, ungu kemerahan, benang sari delapan sampai dua belas, panjang ± 3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu.



Buah : Buni, bulat telur, merah.



Biji : Kecil, merah.

Akar : Tunggang, coklat.

Distribusi/Penyebaran : Terdapat di seluruh Indonesia, terutama di pinggir-pinggir hutan, semak belukar dan tepi jurang

Habitat : Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200 m dpl. Tanaman pisang menyukai daerah yang panas, subur atau sedikit berbatu, dekat pembuangan sampah.

Khasiat : Daun Melastoma polyanthum berkhasiat sebagai obat mencret, obat kepulihan, obat radang usus dan obat sanawan. Akar dan getah tanaman tersebut untuk mengobati kejang dan ayan. Untuk obat mencret dipakai ± 2 gram daun muda segar Melastoma polyanthum, dicuci, ditambah gararn dapur secukupnya dikunyah dan airnya ditelan.

Kandungan kimia : Daun Melastoma polyanthum mengandung saponin, tlavonoida dan tanin.

Manfaat tumbuhan dalam keadaan darurat : Buah harendong gede yang sudah masak berwarna hitam merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis.
0 komentar

Pinang Hutan (Pinanga kuhlii)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna

Nama umum
Indonesia : Pinang Hutan, Bingbin (sunda)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Arecidae
Ordo                 : Arecales
Famili               : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus               : Pinanga
Spesies            : Pinanga kuhlii
Kerabat Dekat
Palem Ungu, Pinang Tutul, Pinang Jawa, Pinang Sulawesi, Pinang Keah, Pinang Kera
Deskripsi
Habitus berbentuk rumpun dan tumbuhnya berkelompok, tinggi 400 cm – 800 cm. Tumbuhnya membentuk rumpun. Daun majemuk, terdiri dari pelepah (vagina), tangkai (petiolus), helaian (lamina), ibu tangkai daun (petiololus). Panjang upih (vagina) kurang lebih 5cm, panjang tangkai (petiolus) lebih dari 60 cm, warna coklat kemerah-merahan, panjang helaian (lamina) 30 – 50 cm, lebar helaian (lamina) kurang lebih 1 – 3 cm,pelepah daunnya berbentuk seludang yang membungkus batangnya dan persegi panjang, pelepahnya tidak berduri, dan daunnya berbentuk sirip : sifat daun : bentuk daun (cicum scriptio) Sirip (pinnatus), pangkal daun (basis folii) Cuneatus , tepi daun (margo folii) Rata (integer), ujung daun (apex folii) Lancip/runcing (acutus), tulang daun (nervatio) Sejajar (rectinervis), daging daun Tipis keras (Perkamentus), pemukaan daun Bersisik (Lepidus), warna daun Hijau, Berpelepah persegi panjang, anak-anak daunnya lebar, susunan daunnya sejajar.
Diameter batang hingga 15 cm, batang ramping, permukaan batang Berusuk (costatus) , bentuk batang Berbuku-buku dan bentuk penampang melintangnya bulat (teres) tipe batang Tumbuh di atas tanah (caulis) ,arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), percabangan batang monopodial, jarak antara ruas batang 7 cm lebih, warna batang coklat lumut, namun tidak jelas terdapat adanya alat tambahan karena referensi yang mengenai hal tersebut kurang.

Sistem perakaran akar serabut (radix adviticia), bentuk akar lutut, bagian-bagian akar pangkal/leher akar, ujung akar, dan batang akar, alat tambahan akar / fungsi lain akar pelekat (radix adligans).
Letak bunga tandan (racemus), Berbunga pada awal dan akhir musim hujan, Seludang perbungaan yang menyelubungi perbungaan pada mulanya diliputi oleh pelepah daun yang mendukungnya. Tujuh sampai sepuluh hari sesudah daun yang bersangkutan gugur, seludang perbungaan memecah secara longitudinal pada bagian adaksial, kemudian gugur. tipe bunga karangan semu,bentuk karangan bunga malai (panicula). Binga Pinang hutan berbentuk bulir (spica) dengan panjang antara 15-30 cm yang terdiri dari 15-35 anak bulir. Bunga – bunga tersebut tersusun dalam dua deretan pada anak bulir. Simetris bunga setangkup tunggal, bagian – bagian bunga anak bulir, tangkai karangan bunga, ibu tangakai, tangkai bunga, dan bunga. kelamin bunga bunga berkelamin dua, letak bagian-bagian bunga Bunga-bunga jantan terdapat dalam dua baris sepanjang rakhila yang dapat merupakan bagian distal cabang yang bebas. Bunga-bunga betina terdapat pada cabang yang pendek di bagian basal rakhila jantan. panjang tangkai bunga kurang lebih 15-30 cm ; Bentuk kelopak (calyx) bulat, penjang kelopak kurang lebih 1 cm, wana kelopak hijau muda, jumlah daun kelopak (sepal) Bunga jantan memiliki 3 sepal dan tersusun valvatus, androesium dibentuk oleh sebuah lingkaran luar yang terdiri dari 3 stamen antesepal dan lingkaran dalam yang terdiri dari 3 stamen antepetal, dan ginoesium terdiri dari 3 pistilodium., keadaan daun kelopak menutupi bagian atas buah; Bentuk mahkota (corolla) tumpang tindih dam membentuk bulatan, jumlah lingkaran mahkota 3-4 buah., panjang mahkota, , warna mahkota putih, jumlah daun mahkota (petal) 3 petal pada bunga jantan yang tersusun secara valvatus dan pada bunga betina terdapat 3 petal yang tersusun imbricatus, keadaan daun mahkota berdekatan; Jumlah stamen Bunga jantan 6 stamen dan bunga betina tidak memiliki stamen, panjang stamen bunga jantan 2 cm, warna stamen kuning, bagian-bagian stamen 3 stamen antesepal dan lingkaran dalam yang terdiri dari 3 stamen antepetal, dan ginoesium terdiri dari 3 pistilodium. Bentuk kepala sari (anthera) bulat lonjong, letak kepala sari di atas putik.; Panjang putik kurang lebih 0,5 cm, warna putik putih bagan-bagian putik tidak begitu jelas karena referensi yang ada tidak menyertakan mengenai hal tersebut, panjang tangkai putik (stylus) kurang lebih 1 cm, jumlah kepala putik (stigma) 10 buah, warna kepala putik putih susu, letak bakal buah (ovarium) di dalam buah, alat tambahan pada bunga tidak terdapat.
Tipe buah buah sejati tunggal, Buah berkecambah setelah 1,5 bulan dan sesudah
4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belum membuka bentuk buah elips dengan ujung buah runcing, panjang 0,09 – 0,13 cm., lebar 0,1 cm, warna hijau muda pada waktu masih muda dan berubah menjadi merah apabila sudah tua, permukaan buah halus, bagian-bagian buah bakal buah, biji, mesocarpium (serabut) yang melindungi buah,dan terdapat kulit yang berkayu dan keras, alat tambahan pada buah micropili, untuk keluar masuk air.
Bentuk biji bulat, jumlah biji 1 per buah, namun bentuknya seperti buah belimbing, panjang 0,3 cm, lebar 0,1.cm, warna biji putih., permukaan biji kasar, bagian-bagian biji mesocarpium (serabut), kulit biji yang keras.
Habitat menyukai tempat yang sejuk atau kadang – kadang tumbuh di hutan jati dan tidak tumbuh pada tanah berbatu, sebaran kebanyakan terletak di Jawa dan Sumatera, ketinggian tempat Tumbuh di ketinggian hingga 1400 m diatas permukaan laut, musim berbunga dan musim berbuah antara bulan Mei sampai Juni.
Manfaat dan Informasi Lain
a. Buah
  1. Buahnya boleh digunakan untuk pengobatan.
  2. Buah pinang muda dikunyah dan airnya ditelan untuk mengubati darah dalam air kencing.
    Obat gigi.
  3. Obat luka.
  4. Mentembuhkan kudis, difteri, banyak darah ketika haid, hidung berdarah atau sariawan, mencret, koreng dan borok.
  5.  Konon, buah pinang sirih muda dapat meningkatkan gairah seksual sehingga tidak mengherankan kalau buah ini biasa dipakai pada saat acara sacral atau ritual.
  6. Jus pinang muda digunakan sebagai ubat luar untuk rabun bila dititik pada kornea.
    ditelan untuk demam, histeria, disenteri (cirit berdarah) dan pirai.
b. Biji
  1. Digunakan sebagai obat cacing.
  2. Obat eksim
  3. Obat gigi.
  4. Abu Pinang digunakan untuk membersihkan gigi, namun apabila terlalu banyak pemakaiannya akan merontokkan gigi.
c. Akar dan Sabut Pinang
  1. Untuk disentri (cirit berdarah).
  2. Akar untuk membanyakkan urine dan mengobati sakit perut
d. Serbuk dan Ekstrak Pinang
  1. Bersama daun Atalantia dan limau digunakan untuk sakit perut.
  2. Pinang boleh membuang cacing gelang dan cacing kerawit
  3. Ekstrak pinang didapati menghasilkan barah bila diletak pada selaput lendir hamster.
e. Manfaat dalam keadaan darurat
  1.  Dalam keadaan darurat di hutan umbut pinang hutan dapat dijadikan bahan bakanan yang langsung bisa dimakan, direbus, dipais/dipepes atau ditumis.
  2. Daun pinang hutan baik untuk pembuatan atap bivoec alam
Informasi Lain
Pinang selain sebagai obat-obatan digunakan juga sebagai tanaman hias. Pinang juga memiliki nilai ekspor besar karena begitu banyak manfaatnya dari setiap bagiannya. Semasa kecil tanaman ini sesuai dijadikan pokok hiasan dalam rumah. Apabila sudah besar, indah bila ditanam di luar. Komposisi Pinang mengandung lebih kurang 15% tanin merah dan 14% lemak. Tanin dalam pinang digunakan untuk merawat cirit-birit. Campuran pinang bersama bahan-bahan lain digunakan untuk kayap.
0 komentar

Tembesu Paya (Fagraea racemosa Jack ex Wall.)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna


Sinonim
Fagraea appendiculata Blume, Fagraea coartata bunga Fagraea coartata var ligustrina bunga Fagraea congestiflora Elmer, Fagraea cordifolia bunga Fagraea crassipes Benth, Fagraea cuspidata Blume., Fagraea cymosa Merr., Fagraea eucalyptifolia Cammerl., Fagraea gracilis Cammerl., Fagraea grandifolia Merr , Fagraea latifolia Miq, Fagraea ligustrina bunga Fagraea ligustrina var var brachystachya bunga Fagraea ligustrina disparifolia bunga Fagraea maingayi Clarke di Hook.f., Fagraea malayana Mart..,. Fagraea morindaefolia (Reinw.) bunga Fagraea pauciflora Ridl , Fagraea pendula Merr, Fagraea racemosa var coarctata, Fagraea racemosa var grandis, Fagraea racemosa var pauciflora, Fagraea robusta bunga Fagraea rodatzii K. Sch... & Keras., Fagraea scholaris Blanco, Fagraea spicata Baker, Fagraea stenophylla Becc, Fagraea subreticulata bunga Fagraea teysmannii Cammerl.., Fagraea thwaitesii FVM Fagraea Volubilis Wall. di Roxb, Kentia morindaefolia (Reinw.) Steud, Kuhlia morindaefolia Reinw.., Utania morindaefolia (Reinw.) Don, Willughbeia racemosa (Jack ex Wall.) Spreng, Willughbeia Volubilis (Wall. dalam Roxb.) Spreng...
Nama umum
Indonesia : ki cankuda, melingu, kayu si markopi-kopi
Di kalimantan : Engkudug Biang, Girang, Sukong ranyai, Tembusu Gaja, Tigaan, Todopon puvok, Ukudu Ayer.
Philippines : balat-buaia, kukodmon
Malaysia : emembera gading, setebal, engkudu hutan
Cambodia : han tuk, nho pre, prahout tuk
Thailand thum bok, phawa nam, waa nam
English : name false coffee tree
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas       : Asteridae
Ordo              : Gentianales
Famili              : Loganiaceae
Genus             : Fagraea
Spesies           : Fagraea racemosa Jack ex Wall.

Keterangan
Pohon semak, hingga 17 m dan 18 cm. Stipules sekitar 7 "sekering" mm panjang dalam cincin berbentuk mahkota di seluruh cabang. Daun sebaliknya, gundul sederhana, menyirip-mengganggu, kasar,. Bunga sekitar 16 mm, tabung putih-kuning, corolla lama, disusun dalam kelompok. Buah sekitar 15 mm panjang, kuning-merah muda-biru berry dengan biji kecil.
Ekologi
Dalam dipterocarp campuran terganggu dan membuka hutan submontane. Seringkali di tanah aluvial dan sungai, tetapi juga pada bukit dan pegunungan. Pada tanah berpasir atau lempung. Di hutan sekunder sebagai sisa-sisa hutan yang tidak terganggu. Mungkin diserbuki oleh kelelawar.
Tinggi : Sampai 2000 m. dpl
Kejadian
Dari Burma dan Asia Tenggara ke New Guinea, Kepulauan Solomon dan Australia. Ditemukan di pulau Kalimantan.
Penggunaan
Kayu yang sedikit keras yang digunakan untuk konstruksi dan kayu bakar. Rebusan daun, kulit kayu, akar berperan penting dalam pengobatan Melayu, terutama sebagai tonik (lihat Dict Burk lc ..) Di Filipina, bunga dan kulit kayu digunakan sebagai antidot untuk gigitan ular.
0 komentar

Akasia Mangium (Acacia mangium Willd.)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna


Sinonim
Mangium montanum Rumph, Racosperma mangium (Willd.) Pedley.

Nama umum
Indonesia: Akasia mangium

Klasifikasi
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas       : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              : Acacia
Spesies           : Acacia mangium Willd.
Kerabat Dekat : Gom Arab, Srikonta, Akasia, Wartel, Kengkeng, Pilang, Akasia Mutiara, Akar Kupak
Keterangan
Rendah lapisan mahkota pohon, sampai 27 m tinggi dengan diameter setinggi dada 45 cm. Dengan stipules. Daun bulat, alternatif, sederhana, paralel berurat gundul, halus. Bluette sekitar 5 mm, kuning, benang sari banyak membongkar (benang sari) bunga diatur dalam kätzchenartigem perbungaan. Buah sekitar 90 mm, hijau, lengan bergelombang.
Ekologi
Awalnya, di hutan terganggu dan sekunder dan savana. Tumbuh pada ketinggian 200 m. Di Kalimantan diperkenalkan, biasanya di perkebunan atau di pinggir jalan, sekarang juga di hutan sekunder.
Penyebaran
Berasal dari Australia timur, selatan New Guinea, Kepulauan Aru, Maluku selatan dan Kepulauan Sula. Sementara itu, luas di barat Malesia jauh melalui kultivasi. Di Kalimantan, terutama di Sabah dan Kalimantan Timur untuk menemukan.
Penggunaan  
Sering digunakan sebagai tanaman hias, kayu berfungsi sebagai sebuah kayu bakar dan bahan baku pembuatan kertas.
Pada awalnya pokok Akasia sebahagian besar digunakan untuk penggunaan pembuatan di kilang kertas. Terdapat banyak hutan ladang telah didirikan khusus untuk pembuatan kertas sehingga pohon yang baru berumur 3 - 5 tahun pun (diameter 15 - 20cm) sudah boleh ditebang. Pada 10 tahun terakhir ini populariti kayu Akasia sebagai bahan asas bagi perabot semakin meningkat sehingga keperluan pokok Akasia dengan umur di atas 5 tahun semakin tinggi.

Pokok
Tinggi pokok boleh mencapai 30 meter dengan diameter hingga 1 meter. Rata - rata diameter yang bisa digunakan untuk membuat perabot minimum 25cm untuk mendapatkan sampel yang baik. Acacia mangium memerlukan 5 - 7 tahun untuk mencapai diameter 30cm.

Warna Kayu
Kayu teras berwarna dari coklat muda hingga coklat tua kehijauan. Kayu Gubal (sapwood) berwarna krim keputihan, sangat jelas dan mudah dibezakan dengan kayu terasnya.

Ketumpatan
Pada level MC 12% ketumpatan sekitar 450 - 600 kg/m3. Bahagian dan jenis tertentu boleh mencapai hingga 800 kg/m3.

Rawatan
Akasia termasuk pada kayu kelas awet/rawatan 3, cukup tahan terhadap cuaca dan keadaan normal akan tetapi akan mudah terserang fungi dan serangga apabila diletakkan pada keadaan luar ruangan yang terlalu basah. Kurang baik untuk penggunaan secara langsung di atas tanah.

Pengeringan
Memerlukan waktu cukup lama pada pengeringan iaitu antara 45 - 60 hari terutama untuk ketebalan kayu di atas 2.5 cm. Kayu nipis boleh dilakukan tidak lebih dari 30 hari. Sifat pengecutan kayu Akasia juga cukup besar, mudah melengkung terutama apabila berada di dalam Kiln Dry jika tidak dijalankan dengan berhatu - hati

Proses Mesin & Pembinaan
Mudah pada saat proses mesin dan hasil cukup halus dan baik.Daya ikatnya terhadap skru dan paku juga sangat baik. Namun harus berhati - hati pada ketebalan yang kecil karena Akasia termasuk mudah pecah. Penembusan perekat ke dalam kayu juga sangat baik.

Kayu Akasia baik digunakan untuk produk flooring, decking, produk asas (semi outdoor) dan perhiasan dalaman.

gambar: kulit pokok acacia mangium

Pada zaman kini,kebanyakan tanaman yang digunakan untuk pembangunan hutan ladang di Malaysia adalah jenis Acacia mangium. Selain itu terdapat juga spesies yang digunakan dalam projek pembangunan hutan ladang dari famili yang sama seperti Acacia hybrid. Spesies ini dipilih kerana memiliki ciri - ciri berikut:
  • Pertumbuhan yang cepat.
  • Boleh beradaptasi pada tanah-tanah dengan tingkat kesuburan rendah dan keasidan relatif tinggi.
  • Menghasilkan kayu untuk bahan utama untuk pulpa dan bukan pulpa. Kualiti pulpa A. mangium setara dengan kualiti pulpa Eucalyptus yang telah banyak digunakan dalam industri pulpa di seantero dunia kini. Kayu A. mangium juga baik untuk bahan kayu pertukangan. 
  • Penanaman A. mangium mudah, mulai dari pengendalian benih, persemaian, sehinggalah kepada penanaman di lapangan.

0 komentar

Bengkinang (Elaeocarpus glaber Bl.)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna


Sinonim
Elaeocarpus Hosei Merr.
Nama setempat di Kalimantan : Bangkinang, Bengkinang, Hutan Bengkining, Kemurik, Pabom, Surugam, Tamang
Klasifikasi
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas      : Dilleniidae
Ordo               : Malvales
Famili             : Elaeocarpaceae
Genus             : Elaeocarpus
Spesies          : Elaeocarpus glaber Bl.

Keterangan
Kanopi pohon yang lebih rendah, sampai 30 m tinggihya dengan diameter setinggi dada (DBH) dari 35 cm. Stipules adalah gudang awal. Daun diatur berlawanan, sederhana, urat daun menyirip, gundul, tangkai panjang, daun bergerigi margin biasanya Domatia (depresi berbulu) di axils daun vena sekunder. Bunga sekitar 7 mm, kuning, kelopak putih dengan tepi berjumbai, disusun dalam kelompok. Buah sekitar 30 mm buah berbiji, panjang oranye-merah, berdaging.
Ekologi
Sebagian besar di tempat-tempat terbuka sepanjang sungai dan di hutan sekunder. Biasanya, di sungai atau di daerah berawa-rawa dengan tanah lempung berpasir untuk, tetapi juga pada batu kapur.
Tinggi : Sampai 1000 m. dpl
Penyebaran
Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo (Sarawak, Sabah, Barat, Tengah dan Kalimantan Timur), Sulawesi.
Penggunaan
Buah dimakan dan kadang-kadang dijual pada pasar lokal.
Penggunaan dalam keadaan darurat buahnya dapat dimakan ini dicontohkan orang utan yang sehat-sehat saja memakannya
0 komentar

Sawo hutan (Diospyros macrophylla Bl,)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna


Sinonim
Diospyros pachycalyx Merr, Diospyros suluensis Merr. 
Nama setempat di Kalimantan : Arang Kayu, kayu malam, Keling, Undringan, Undungan
. Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo                : Ebenales
Famili              : Ebenaceae
Genus             : Diospyros
Spesies          : Diospyros macrophylla Bl,

Keterangan
Rata-rata kanopi pohon, hingga ketinggian 38 m, diameter setinggi dada (DBH) dari 90 cm. Tidak stipules. Daun sebaliknya, sederhana, vena menyirip, berbulu bawah. Bunga sekitar 3 mm, krim-kuning, diatur dengan lengan berbentuk Corolla, dalam bundel kecil di axils daun. Buah sekitar 37 mm, berwarna kuning-oranye-coklat, buah berdaging.
Ekologi
Di hutan tidak terganggu sampai ketinggian 900 m. Pada tanah aluvial (aluvial) dan daerah kering (bukit dan pegunungan) dengan tanah lempung berpasir untuk, juga di batu gamping. Terjadi di hutan-hutan sekunder sebagai peninggalan dari hutan yang tidak terganggu.
Tinggi : Sampai 900 m. dpl
Penyebaran
Sumatra, Jawa, Kalimantan (Sarawak, Sabah, Barat, Tengah, Selatan dan Kalimantan Timur), Filipina, Sulawesi.
Kegunaan
Kayu yang digunakan secara lokal untuk membuat pegangan pisau. Buah dapat dimakan.
Dalam kondisi darurat : buah dapat dimakan
0 komentar

Simpur Air (Dillenia suffruticosa Griff. ex Hook)

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna

Sinonim
Dillenia suffruticosa var borneensis Ridl, Wormia burbidgei Hook.f.., Wormia subsessilis Miq., Wormia subsessilis var borneensis Ridl., Wormia suffruticosa menangani.

Nama umum
Indonesia:       Simpur air, dilenia
Nama setempat di Kalimantan : Buan, Dungin, meringis Ayer, Simpoh, SiMPore, SiMPore bini, SiMPore marimba, Tambakau.
Inggris:   Shrubby dillenia, Shrubby simpohlenia, Shrubby simpoh
Melayu:  Simpoh air, Simpor bini
Thailand:  San yawa
Jepang:   Kibana modoki

Klasifikasi
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo                : Dilleniales
Famili              : Dilleniaceae (suku simpur-simpuran)
Genus             : Dillenia
Spesies          : Dillenia suffruticosa Griff. ex Hook
Kerabat Dekat : Jente, Simpur, Simpur Pilipina, Kanigara

Keterangan
Hingga 10 m semak. Tidak stipules. Daun sebaliknya, sederhana, urat daun menyirip, tangkai daun bersayap sepanjang seluruh panjang. Bunga sekitar 95 mm, kuning, kadang-kadang diatur dalam cluster tenang. Buah sekitar 23 mm kapsul, merah panjang, pecah, biji dengan aril merah.
Habitat & Ekologi
Terutama di hutan sekunder atau dalam pembukaan lahan di hutan-hutan tidak terganggu, bahkan di Keranga - kesehatan hutan di tanah podsolik dari tropis serta sepanjang sungai. Kebanyakan pada aluvial (tanah aluvial) seperti Rawa, hutan bakau, tepi sungai, tapi kadang-kadang juga ditemukan di bukit dan pegunungan. Pada liat ke tanah berpasir. Pembungaan: terus menerus, setiap bunga terbuka untuk satu hari saja, di antara dua bunga dari buah yang sama adalah jarak sekitar 3-4 hari. Pemasakan buah setelah 36 hari (Corner, 1940).
Tinggi
Hingga 700 m di atas permukaan laut.
Penyebaran
Sri Lanka, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan (Sarawak, Brunei, Sabah, Kalimantan Timur dan Selatan). Sementara vebreitet pantropical.
Penggunaan
Sifat obat daun dan akar digunakan dalam nyeri peradangan, gatal-gatal, sakit perut, dan meringankan setelah melahirkan. Selanjutnya, tanaman ini digunakan untuk ritual keagamaan dan sebagai tanaman hias. Benih sebagai pakan burung.
Pemanfaatan dalam keadaan darurat
Buat dapat dimakan mentah
0 komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ▼  Oktober (28)
      • Senduduk Bulu (Clidemia hirta (L.) D. Don.)
      • Senduduk (Melastoma polyanthum Bl.)
      • Pinang Hutan (Pinanga kuhlii)
      • Tembesu Paya (Fagraea racemosa Jack ex Wall.)
      • Akasia Mangium (Acacia mangium Willd.)
      • Bengkinang (Elaeocarpus glaber Bl.)
      • Sawo hutan (Diospyros macrophylla Bl,)
      • Simpur Air (Dillenia suffruticosa Griff. ex Hook)
      • Merambung (Vernonia arborea Schreb. Ham.)
      • Seuseureuhan (Piper aduncum L.)
      • Jamur Kuping (Auricularia auricula-judae.)
      • Honje hutan (Etlingera hemisphaerica (Bl.) R.M. Sm...
      • Malaka (Phyllanthus emblica Linn.)
      • Kaso (Saccharum spontaneum Linn)
      • Saliara (Lantana camara LINN.)
      • Pakis Haji (Alsophila glauca (Bl.) J. SM.)
      • Jalan Panjang 9 Orangutan Meraih Kebebasan Kembali...
      • Orangutan Keseratus Berhasil Dilepasliarkan ke Hut...
      • Ikan Medaka Masih Menyimpan Banyak Misteri
      • Jul, Si Julang Emas Maskot Kamp Hutan Harapan Jambi
      • Laporan Praktikum Ekologi Alelopati pada Tanaman
      • Penelitian: Indonesia, Negeri Paling Awal di Dunia...
      • Nikmati Keajaiban Alam Papua Dalam Tiga Dimensi Le...
      • Ancaman Masa Depan: Populasi Dunia Terus Meningkat...
      • Kisah Pemburu Burung Rangkong di Belahan Utara Kal...
      • Sepakati Ekspor Kayu Bersertifikat Dengan Uni Erop...
      • Lahan Gambut Indonesia, Bom Waktu Emisi Karbon Dunia
      • Cagar Alam Tangkoko, Rumah si Monyet Hitam Sulawesi
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |