Walik benjol dengan dahi mutiaranya yang indah. Foto: Hanom Bashari/Burung Indonesia
Walik benjol (Ptilinopus granulifrons), bisa jadi termasuk salah satu burung yang paling kurang dikenal dalam perjagadan burung di Indonesia dan dunia. Burung ini termasuk dalam family besar Columbidae atau suku dari beragam jenis merpati-merpatian. Catatan ilmiah terakhir untuk jenis ini diberikan hampir 20 tahun yang lalu oleh Lambert (1994) dan Linleys (1995).
Dalam serial kerjasama antara Burung Indonesia dan Mongabay-Indonesia
kali ini, kami menilik lagi berbagai catatan, dan walik benjol
diketahui merupakan jenis endemik Pulau Obi. Pulau dengan luas sekitar
2.500 kilometer persegi ini, atau kurang dari setengah luasnya Pulau
Bali, berada di wilayah paling selatan Kepulauan Maluku Utara yang
merupakan bagian dari kawasan Wallacea. Untuk mencapainya, cara paling
mudah adalah dengan memulai perjalanan dari pelabuhan di Ternate (kota
terbesar di Maluku Utara) dengan kapal kayu selama 18 jam menuju
pelabuhan Jikotamo di Obi.
Walik benjol berukuran 24 cm atau sejengkalan tangan manusia
Indonesia dewasa dengan dominasi hijau di sekujur tubuhnya. Kepala
abu-abu cerah dihiasi benjolan pada pangkal paruh atas menambah
kecantikan burung ini. Paruh kuning kehijauan berhias “benjol” mutiara
jingga tampak manis di dahinya. Dua garis abu-abu juga melintang di
masing-masing sayapnya. Di bagian perut tampak lingkar besar merah marun
hampir memenuhi perut dan di bagian tunggir kuning cerah bercampur
coret-coret vertikal gelap.
Sulit membedakan antara individu jantan dan betina. Namun beberapa
literatur menyebutkan bahwa sang betina lebih memiliki paruh yang
kehijauan. Selain itu sang betina meliliki warna iris mata yang kuning,
sedangkan jantan berwarna merah. Dalam literatur juga disebutkan jenis
ini pernah dijumpai paling tinggi pada ketinggian 550 m dpl. Namun,
hasil survey yang dilakukan Burung Indonesia menunjukkan bahwa walik ini
berhasil dijumpai pada ketinggian 35 meter di atas permukaan laut (m
dpl).
IUCN, lembaga konservasi dunia, menggolongkan walik benjol ini dalam peringkat Vulnarable
(rentan) secara global. Sebaran alami yang terbatas ditambah dengan
rusaknya habitat alami merupakan ancaman serius kelestarian jenis ini.
Hingga kini masih belum diketahui pasti jenis makanan, informasi
berbiak, sebaran pasti walik benjol di Pulau Obi dan sekitarnya.
Termasuk juga jumlahnya.
Walik merupakan burung cantik. Mengapa ada nama benjol di belakang
nama resminya, tentu saja sesuatu yang unik. Akan lebih indah dan
romantik, bila kita memanggilnya “walik berdahi-mutiara-jingga”. Boleh
kan?
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar