Penyu belimbing atau leatherback sea turtle. Foto: Guy Marcovaldi
Leatherback sea turtle atau penyu belimbing, yang merupakan penyu terbesar di dunia kini tak lagi masuk dalam satwa yang dikategorikan terancam punah (Critically endangered) dalam Daftar Merah IUCN terbaru. Daftar yang terkini, penyu belimbing kini masuk dalam kategori rentan (Vulnerable). Kendati demikian para ahli konservasi memperingatkan bahwa spesies ini masih belum sepenuhnya aman dan jumlahnya masih terus berkurang.
Dalam penelitian terbaru ditemukan bahwa populasi penyu belimbing di
barat laut Samudera Atantik (di sepanjang Amerika Serikat dan Karibia)
kini mulai mulai bertambah jumlahnya terkait upaya-upaya konservasi yang
dilakukan. Sementara itu para pakar masih belum tahu pasti bagaimana
populasi penyu belimbing di tenggara Samudera Atlantik (terutama di
Gabon) yang masih merupakan populasi terbesar penyu belimbing.
Namun, situasi di Samudera Pasifik jauh lebih rentan. Populasi penyu
belimbing di bagian timur Samudera Pasifik turun hingga 97% dalam tiga
generasi penyu belimbing, sementara di sisi barat Samudera Pasifik
populasinya menurun hingga 80% di periode yang sama.
Salah satunya di Indonesia, yang menjadi habitat penyu belimbing.
Populasinya hanya tersisa sedikit saja dari sebelumnya (2.983 sarang
pada 1999 dari 13.000 sarang pada tahun 1984). Untuk mengatasi hal
tersebut, tiga Negara yaitu Indonesia, PNG dan Kepulauan Solomon telah
sepakat untuk melindungi habitat penyu belimbing melalui Mou Tri
National Partnership Agreement.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh WWF-Indonesia, migrasi
penyu belimbing yang bertelur di Pantai Utara Papua Barat (Abun)
menunjukkan bahwa sebagian satwa langka itu juga bermigrasi ke perairan
Kei Kecil untuk mengejar mangsanya (ubur-ubur raksasa).
Namun ketika bermigrasi ke Kei Kecil untuk mencari makan, Penyu
Belimbing tidak begitu saja bebas dari ancaman. Praktik pembukaan hutan
di sekitar kawasan pantai peneluran serta tangkapan sampingan oleh
aktivitas perikanan yang sering kali lokasi tangkapnya timpang tindih
dengan habitat pakannya adalah sejumlah faktor yang mengancam kepunahan
reptil terbesar itu. Beberapa dekade yang lalu perburuan daging penyu
untuk upacara adat juga turut menambah deret panjang ancaman terhadap
Penyu Belimbing. Namun kini, praktik tersebut sudah jauh lebih
berkurang.
Penyu belimbing atau Dermochelys coriacea adalah satu dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia, enam diantaranya bisa dijumpai di Indonesia. Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
umumnya mempunyai panjang karapas 1-1,75 meter. Sedangkan panjang total
umumnya 1,83-2,2 meter. Berat rata-rata penyu belimbing adalah 250-700
kilogram. Meskipun spesies terbesar yang pernah ditemukan (di pantai
barat Wales tahun 1988) mempunyai panjang 3 meter (9,8 kaki) dari kepala
sampai ekor dengan berat 916 kg.
Selain ukurannya yang besar, penyu belimbing, sebagaimana jenis penyu
lainnya pun sebagai penjelajah lautan yang handal. WWF Indonesia
bekerjasama dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric
Administration) pada Juli 2003 memasang transmitter di punggung sepuluh
ekor penyu belimbing yang dilepas dari pantai Jamursba Medi, Papua. Pada
Mei 2005, berdasarkan pengamatan satelit, penyu tersebut diketahui
berada di Monteray Bay, sekitar 25 km dari Golden Bridge, San Fransisco,
Amerika Serikat.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar