Anggota baru keluarga orangutan di Taman Nasional Kutai, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Foto: Purwo Kuncoro/TNK
Kabar gembira datang dari Taman Nasional Kutai (TNK) yang terletak di Kabupaten Kutai Timur, provinsi Kalimantan Timur. Jumlah orangutan kalimantan penghuni taman nasional ini bertambah lagi setelah Putri orangutan betina berumur sekitar 30 tahun kembali melahirkan anak.
“Putri adalah orangutan betina yang berdomisili di kawasan penelitian
Bendili – Mentoko dan telah melahirkan bayinya sekitar 3 minggu yang
lalu” kata Purwo Kuncoro, Field Research Manager, Orangutan
Kutai Project. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo dan tim
nya selama 3 tahun terakhir Putri telah memiliki 2 anak. Pur, anak Putri
terdahulu diperkirakan telah berumur lebih dari lima tahun.
Menurut Purwo jarak kelahiran 5 hingga 6 tahun adalah jarak kelahiran
normal bagi orangutan Kalimantan. Sedikit berbeda dengan kerabatnya
yang berada di Sumatra, orangutan Sumatra memiliki jarak kelahiran yang
sedikit lebih lama yaitu 6 hingga 7 tahun.
Kalimantan adalah satu dari dua pulau di Asia yang menjadi habitat
orangutan. Di pulai ini terdapat 3 subspesies orangutan, yaitu : Pongo Pygmaeus Pygmaeus yang mendiami wilayah Kalimantan Barat, Pongo Pygmaeus Wurmbii yang mendiami wilayah Kalimantan Tengah dan Pongo Pygmaeus Morio yang mendiami wilayah Kalimantan Timur.
“Pongo Pygmaeus Morio adalah subspesies orangutan kalimantan
yang mampu beradaptasi dengan kondisi alam yang ekstrim” ungkap Purwo.
Yang dimaksud dengan kondisi alam yang ekstrim menurut Purwo adalah
kondisi hutan Kalimantan Timur yang memiliki iklim yang lebih kering
karena jarang turun hujan. Kualitas tanahnya yang miskin mengakibatkan
minimnya produktifitas hutan di wilayah ini.
“Hutan Kalimantan Timur tidak banyak menyediakan variasi jenis pakan
sehingga orangutan di wilayah ini menjadikan kulit kayu sebagai variasi
pakannya. Kebiasaan memakan kulit kayu ini menjadikan orangutan disini
memiliki rahang yang lebih kuat jika dibandingkan dengan kerabatnya di
Kalteng dan Kalbar” jelas Purwo. Kondisi alam yang berbeda dengan
wilayah lain di Kalimantan ini menurutnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan adaptasi dan evolusi orangutan Kalimantan Timur.
Pada tahun 2010 Balai TNK, Universitas Mulawarman dan Orangutan
Conservation Services Program (OCSP) melakukan survey populasi orangutan
di TNK. Hasil survey ini memperkirakan setidaknya terdapat 2.000
orangutan yang hidup dalam kawasan dengan luas 198.629 hektar ini.
Perambahan, perburuan satwa dan penyelesaian konflik lahan antar
masyarakat dan pemerintah yang lamban mengakibatkan kondisi taman
nasional ini semakin memprihatinkan. Kondisi ini juga mengakibatkan
ancaman bagi keberlangsungan hidup orangutan dan satwa lain yang berada
dalam kawasan yang statusnya dilindungi ini meningkat tajam.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar