Penggundulan hutan dengan membakar untuk membuka perkebunan akan mempercepat kenaikan suhu di Bumi. Foto: Rhett A. Butler
Menurut sebuah kajian berbasis 27 model iklim dunia, para pakar berkesimpulan bahwa perubahan iklim secara global akan mencapai yang paling ‘hangat’ dalam 65 juta tahun terakhir, dalam waktu yang jauh lebih cepat. Hasil kajian ini sudah dimuat dalam jurnal ilmiah Science awal Agustus ini, dan menyatakan bahwa temperatur daratan di bumi akan meningkat 4 derajat Celcius pada tahun 2100 mendatang, jika dihitung sejak masa pra-industri, jika kita tidak melakukan langkah pencegahan untuk mencegah pemanasan global.
“Hal terpenting yang harus diingat adalah level perubahannya,” ungkap
salah satu penulis dari Stanford University bernama Noah Suresh
Diffenbaugh. “Masalahnya, pemanasan global yang cepat dan terjadi dalam
kurun waktu 55 juta tahun ini, sama dengan kecepatan kenaikan suhu udara
dalam satu abad terakhir.”
Jika ini terjadi, suhu akan meningkat 10 kali lebih cepat dibanding
sebelumnya sejak masa kepunahan dinosaurus, dan akan menciptakan dampak
yang sangat signifikan bagi banyak spesies di Bumi dan ekosistem di
planet ini.
“Tidak mudah untuk menentukan dampak pasti dari kenaikan suhu yang
meningkat hingga 6 derajat Celcius,” ungkap Diffenbaugh. “Namun hal ini
akan membawa perubahan besar bagi sebagian besar daratan. Melihat
kondisi perubahan musim saat ini terhadap hutan di daratan, pertanian
dan kesahatan manusia, kami tertarik untuk melihat lebih jauh perubahan
yang terjadi dalam kondisi yang sangat panas.”
Semakin panas, menurut para pakar, akan mengintensifkan cuaca yang
mengerikan dan akan membuat musim panas menjadi lebih panas dari kondisi
normal. Para peneliti juga mengingatkan bahwa kenaikan suhu udara dalam
jangka pendek bisa membuat berbagai spesies sulit untuk beradaptasi.
“Spesies dan ekosistem akan melawan tidak hanya dalam rentang kondisi
iklim yang berpotensi menjadi sangat berbeda dibanding masa lalu namun
juga dalam kondisi yang lebih luas, dimana aktivitas manusia mendominasi
atau mempengaruhi berbagaiproses dan sistem yang ada di Bumi,” tulis
laporan ini.
Bahkan jika spesies-spesies ini mampu bertahan dalam perubahan iklim,
mereka tidak akan mampu untuk menghadapi kerusakan habitat, polusi
spesies invasif dan ekspolitasi berlebihan. Para peneliti mencatat bahwa
kombinasi pemanasan global yang cepat dan dampak ekologis manusia akan
memberikan ekosistem daratan lingkungan yang tidak terduga dalam sejarah
evolusi manusia.
Emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi,
dan industri pertanian sudah menghangatkan suhu Bumi sekitar 0,8 derajat
Celcius dalam seratus tahun terakhir. Perubahan ini sudah membuat
kenaikan permukaan air laut, memperburuk gelombang panas, melelehkan es
di laut Arktik dan menghilangkan gletser dan masih banyak dampak lain
bagi planet ini.
Para ahli mencatat bahwa banyak ketidakpastian akan mempengaruhi
pemanasan global di masa mendatang, termasuk berbagai proses siklus
karbon dan awan. Namun ketidakpastian terbesar adalah berapa banyak lagi
tambahan bahan bakar fosil akan dibakar oleh peradaban manusia? meski
kondisi pemanasan global di masa lalu sudah tidak bisa dihindari akibat
emisi yang terjadi di masa lalu, hal terburuk masih bisa dicegah di masa
mendatang.
“Masa depan planet ini terletak di tangan kita,” ungkap penulis lain
dalam penelitian ini yang juga dari Stanford University, Chris Field.
CITATION: N.S. Diffenbaugh and C.B. Field. Changes in Ecologically Critical Terrestrial Climate Conditions. Science. 2013.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar