skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Minggu, 31 Agustus 2014

Ekspedisi Herpetologi Mania, ‘Berburu’ Amfibi di Hutan Simbahe

Diposting oleh Maysatria Label: Flora dan Fauna
Microhyla,  kodok yang ditemukan disekitar hutan dan pemukiman warga yang tinggal di sekitar hutan dan pemukiman warga. Foto: Ayat S Karokaro
Microhyla, kodok yang ditemukan di sekitar hutan dan pemukiman warga yang tinggal di hutan dan pemukiman warga. Foto: Ayat S Karokaro
Komunitas pencinta satwa bernama Herpetologi Mania, Sabtu (23/8/14) memulai ekspedisi di hutan Simbahe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kelompok ini terdiri dari mahasiswa Biologi Universitas Sumatera Utara (USU) dan mahasisiwa pasca sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka akan meneliti spesies amfibi di hutan itu. Saya ikut tim mendokumentasikan berbagai temuan.
Tim ekspedisi meminta izin tokoh adat suku Karo, di pintu rimba sekitar lokasi penelitian. Di sepanjang perjalanan, berbagai jenis spesies ditemukan, bahkan seekor anak ular diperkirakan baru menetas terlihat melintas.
Tim 10 orang ini dibagi menjadi dua. Lima orang mencari target di perkebunan sekitar hutan, dan daratan. Tim kedua menelusuri jalur air dan sekitar.
Dalam ekspedisi kali ini, mereka fokus mencari berbagai spesies amfibi, termasuk Ichthyophis, yang jarang ditemui. Bentuk tubuh mirip cacing besar atau ular. Hidup di dalam tanah gembur dekat sungai dan rawa-rawa. Belum banyak penelitian dilakukan hingga satwa ini belum dikenal umum.
Salah satu tim, Farid Akhsani. Mahasiswa pasca sarjana ini peneliti jurusan bio sains hewan di IPB. Menurut dia, Ichthyophis salah satu amfibi primitif. Secara morfologi seperti cacing tetapi kekerabatan lebih dekat dengan amfibi. Di Indonesia, penelitian soal spesies ini masih sedikit sekali.
Anggota Komunitas Herpetologi Mania tengah melakukan penelitian mencari berbagai spesies amfibi di hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro
Anggota Komunitas Herpetologi Mania tengah melakukan penelitian mencari berbagai spesies amfibi di hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro
Secara ekologis, Ichthyophis itu mendekati jenis katak dan kodok. Untuk fungsi ekologis, Ichthyophis sebagai detrifor untuk mencerna zat-zat pembusukan, atau sebagai fungsi penyeimbang penguraian zat-zat pembusukan tanah. Di Indonesia, ada 12 jenis Ichthyophis ditemukan.
Dia mengatakan, habitat satwa ini di hutan tropis, di kayu busuk dan tumbuhan mati. Ia mengkonsumsi makanan hewan kecil makro fauna dan misofauna atau hewan-hewan jenis itu di dalam tanah. Terhadap alam, satwa jenis detrifora ini akan menghancurkan zat sisa pada alam seperti keong dan siput.
“Dalam penelitian ini, kami mengeruk sampah dan mencari di kayu busuk dan mati. Kalau anakan masih kecil hidup di air. Jika sudah dewasa ke darat dan lokasi lembab. Kadang kembali ke air karena hidup di dua alam,” kata Farid.
Hari itu, meskipun tidak menemukan Ichthyophis, mereka mendapatkan Leptobrachium hendricksoni, juga jarang ditemui. Mereka juga menemukan beberapa jenis lain seperti kodok puru (Bufo melanotictus). “Kami akan terus mencari agar penelitian ini bisa lebih lengkap.”
Kodok Puru, salah satu  yang ditemukan oleh Komunitas Herpetologi Mania di Hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro
Kodok Puru, salah satu yang ditemukan oleh Komunitas Herpetologi Mania di hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro

Source : link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ▼  2014 (43)
    • ▼  Agustus (13)
      • Salu, kanguru Papua Pendatang Baru di Taman Rimbo ...
      • Penyebab Menyusutnya Banteng dan Macan Tutul di Ta...
      • Ekspedisi Herpetologi Mania, ‘Berburu’ Amfibi di H...
      • Kupu-kupu Troides Helena jantan. Foto : Agustin...
      • Pictured Dragonet, Ikan Eksotis Yang Makin Langka
      • Cara Aceh Cegah Korupsi di Sektor Kehutanan
      • Bukit Sulap Taman Nasional Kerinci Seblat
      • Udang-Merah Sangihe, Jenis Baru yang Kritis di Daf...
      • Indahnya Keanekaragaman Hayati Bawah Laut Pulau Su...
      • Orangutan, Spesies Ikonik Indonesia yang Terancam
      • Batik Mangrove, Cara Baru Eksploitasi Hutan Bakau
      • Sekam Padi di Merauke jadi Sumber Energi, Bagaiman...
      • Elang Jawa, Inilah Sosok Asli Sang Garuda
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |