Pemilihan Pohon Induk Plus
Dalam
kegiatan pemilihan pohon induk/plus faktor yang perlu diperhatikan
adatah pohon induk yang ditunjuk adalah pohon yang memiliki tingkat
pertumbuhan di atas rata-rata dan berfenotipe unggul. Untuk memilih
pohon induk, langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a. Penentuan Titik Awal
Titik
awal yang telah ditentukan pada peta kerja dicari pada titik ikatan
alam atau ikatan lain yang memungkinkan. Titik awal merupakan tanda
dimulainya pembuatan jalur batas areal.
b. Pembuatan Jalur Survey
Batas
areal diusahakan berbentuk persegi empat dengan membuat rintisan pada
patok batas inventarisasi dan identifikasi. Jalur survey, dibuat
mengikuti jalur klon dan ulangan pada setiap klon (K1 U1, K1 U2, K1 U3
dan seterusnya). Pembuatan jalur kedua pada klon kedua dan seterusnya
harus sejajar dengan jalur pertama dengan arah yang sama pula. Jumlah
jalur yang dibuat disesuaikan dengan jumlah klon yang diinventarisasi
dan diidentifikasi.
c. Pengukuran dan Pengamatan pohon
Pengukuran
dan pengamatan pohon dilakukan terhadap letak/posisi pohon, klon,
jumlah pohon, diameter pohon, tinggi pohon, fenotipe pohon (bentuk
batang dan kondisi pohon.
• Tinggi Total Pohon
Tinggi pohon diukur dengan clinometer dan diolah datanya dengan menggunakan rumus :
T = t1 + { (a3-a1) x h } / 100
Keterangan:
T1= Tinggi Galah Ukur
a1 = Sudut Pengukuran dari Galah Ukur
a3 = Sudut Pengukuran ke Puncak Pohon
h = Jarak Pengukuran.
• Diameter
Ø = П x R
Keterangan :
Ø = Diameter Pohon
П = Constanta Untuk jari -jari Lingkaran ( 3,14 )
R = Keliling Lingkaran.
ü Kelurusan Batang
ü Kesilindrisan
ü Permukaan batang
ü Cacat
Apabila
dalam pengamatan terdapat pohon yang memenuhi kriteria pohon induk/plus
selanjutnya dilakukan penomoran dan penandaan pohon Induk/Plus dengan
cat pada batang pohon pada ketinggian ±130 cm.
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar