Banyak penduduk Indonesia saat ini berdomisili di perkotaan atau perumahaan pinggiran kota seperti di Bekasi, Tangerang, Gresik, Sidorjo dan Cikarang dengan suhu udara yang sangat panas. Dengan semakin banyaknya urbanisasi ke perkotaan, maka rumah menjadi semakin mahal dan berukuran kecil.
Udara yang panas bisa diatasi dengan memasang AC, namun AC tidak selamanya bagus, karena meskipun dingin, udara yang dihembuskan kering dengan kelembaban rendah sehingga kulit menjadi kering dan lebih cepat keriput. Yang perlu dilakukan adalah menanam pohon peneduh yang rindang, bukan pohon hias yang tumbuh ramping seperti pohon palem, karena pohon peneduh dapat menciptakan suasana lingkungan perumahan yang asri dan sejuk, menenangkan dan membuat anda betah tinggal di rumah.
Udara yang panas bisa diatasi dengan memasang AC, namun AC tidak selamanya bagus, karena meskipun dingin, udara yang dihembuskan kering dengan kelembaban rendah sehingga kulit menjadi kering dan lebih cepat keriput. Yang perlu dilakukan adalah menanam pohon peneduh yang rindang, bukan pohon hias yang tumbuh ramping seperti pohon palem, karena pohon peneduh dapat menciptakan suasana lingkungan perumahan yang asri dan sejuk, menenangkan dan membuat anda betah tinggal di rumah.
Informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, terdapat kriteria-kriteria dalam memilih jenis pohon peneduh untuk halaman rumah, yaitu:
- Penyerap gas CO2, Timbal serta menghasilkan Oksigen.
- Tinggi pohon lebih dari 3 meter, namun tidak lebih dari 12 meter. Perumahan-perumahan saat ini, biasanya menyediakan halaman untuk area tanaman dengan lebar 3x3 meter.
- Rimbun dengan kerapatan daun yang bisa menutupi sinar matahari.
- Tajuk luas atau mampu menutupi area yang luas.
- Perawatan mudah.
- Pertumbuhan agak cepat, namun tetap saja harus menunggu sekitar 3 tahun.
- Daun tidak mudah rontok.
- Ranting tidak mudah patah bila tertiup angin kencang.
- Ranting atau cabang tidak berukuran terlalu besar, karena berbahaya bila tumbang dan menimpa orang yang ada di bawahnya atau genteng rumah.
- Akar kuat menghujam ke dalam tanah sehingga pohon tidak mudah tumbang bila tertiup angin kencang.
- Akar tidak timbul ke permukaan sehingga merusak lantai dan tembok rumah atau trotoar.
- Serbuk sarinya tidak bersifat alergi bagi penderita asma.
- Disukai burung-burung.
Dari hasil perbandingan dan pengalaman mengamati pohon di halaman dan komplekperumahan, maka pohon yang sesuai untuk halaman perumahan dengan luas 3x3 meter adalah
1. Pohon Tanjung : meskipun batang yang tidak terlalu besar dan belum terlalu tinggi, namun sangat rindang dengan tajuk luas dan tumbuh secara simetris. Daun tidak mudah rontok, Ranting tidak terlalu besar dan tidak mudah patah. Pohon ini bisa mencapai tinggi 15 meter (data wikipedia), meskipun sangat jarang ditemui. Penulis pernah melihat pohon Tanjung yang sudah sangat besar di pintu utara / belakang ITB, jalan Dayang Sumbi, namun untuk bisa mencapai sebesar itu, pemiliknya mungkin sudah menjadi buyut, kebanyakan penulis menjumpai pohon ini setinggi 4-10 meter saja dan bertajuk lebar, berbeda dengan pohon angsana, mahoni, beringin yang bisa mencapai tinggi 30-40 meter, jadi sangat sesuai ditanam di halaman perumahan yang kecil.
2. Pohon Kiara Payung yang mempunyai nama ilmiah Fellicium Decipiens, adalah pohon tropis yang berasal dari Afrika Timur dan India Selatan. Meskipun tergolong pohon tropis, orang-orang di luar negeri biasa menyebutnya sebagai Japanese Fern Tree. Pohon ini sangat saya rekomendasikan sebagai pohon peneduh di halaman rumah karena
- Pohon ini sangat rindang dan bertajuk sangat luas, bahkan mengalahkan pohon-pohon lainnya.
- Pohon ini paling tinggi hanya 30-35 feet / 11 meter saja (data di internet), namun penulis sering menemui pohon ini hanya setinggi 4-8 meter.
- Ranting atau cabang pohon tidak terlalu besar. Ranting yang terlalu besar sangat berbahaya jika tumbang tertiup angin kencang. Sekedar info saja, cabang pohon yang besar tidak menjamin kekuatannya dalam menopang ranting-ranting kecil dan daun, terutama saat bertiup angin kencang.
- Batang utama pohon tidak terlalu besar seperti Pohon Tanjung dan Pohon Mangga.
- Kemampuannya dalam menyerap gas CO2 (riset Endes N. Dahlan) berada diurutan ke-5 di bawah pohon Trembesi, Cassia, Kenanga, Pingku dan Beringin. Sedangkan pohon-pohon lain yang banyak di tanam di jalan seperti Pohon Mahoni ada di urutan ke-8, Pohon Johar ke-13, Pohon Akasia ke-18, Pohon Tanjung ke-19 serta Pohon Angkasa ke-25.
- Pertumbuhan daun dari pohon Kiara Patung berbentuk bulat dan simetris secara otomatis tanpa perlu pemangkasan seperti jenis tanaman pagar teh-tehan. Tanaman pagar teh-tehan harus anda pangkas agar pertumbuhannya simetris dan teratur seperti halnya rambut anda.
- Sangat indah dari aspek estetika, sehingga desainer lanskap taman merekomendasikan pohon Kiara Payung sebagai pohon peneduh di beberapa hotel-hotel, bersama-sama pohon tanjung dan pohon sawo kecik.
Pohon kiara payung tidak pernah penulis temukan di Jakarta Utara maupun di sepanjang perjalanan tol Bekasi Timur sampai Cawang, begitu juga sepanjang perjalanan tol Bekasi Timur sampai pintu tol Kopo Bandung. Penulis hanya melihat satu pohon Kiara Payung sebelum masuk pintu tol Bekasi Timur. Pohon ini ternyata banyak penulis jumpai di kota Bandung, seperti di terminal Leuwi Panjang, sebagian jalan Dago (tidak banyak), sedangkan di ITB hanya dijumpai di sekitar fakultas SBM (Sekolah Bisnis Manajemen) ITB.
3. Pohon Mangga, Pohon ini paling banyak ditanam di komplek perumahan saya karena dapat tumbuh dengan cepat, rimbun, buah bisa dimakan, akar ke dalam tanah, tidak kepermukaan yang dapat merusak lantai dan tembok. Pohon ini umumnya mempunyai tinggi 4-10 meter karena ditanam dari cangkokan bukan dari biji. Sebenarnya pohon ini bisa tinggi 10-40 meter dengan lebar batang yang cukup besar. Pada saat pertumbuhan, perlu bagi anda untuk memangkas beberapa ranting karena pertumbuhan mereka tidak simetris dan perlu diatur. Beberapa jenis pohon mangga seperti harum manis memiliki sedikit ranting-ranting kecil (kurang rimbun), karena cabangnya sedikit namun tumbuh terus sehingga kadang pertumbuhan cabang melengkung dan turun ke bawah karena tidak kuat menahan beban, apalagi saat berbuah. Usahakan memilih jenis pohon mangga lain seperti indramayu, manalagi atau lainnya. (Pengalaman pribadi).
4. Pohon Jambu air (Syzygium aquenum) atau orang barat biasa menyebutnya sebagai Water Apple. Pohon Jambu adalah pohon spesies asli Asia Tenggara. Pohon ini adalah pilihan kedua saya setelah pohon Kiara Payung sebagai tanaman peneduh di halaman rumah anda. Pohon perdu ini memiliki persyaratan yang baik, yaitu:
- Tinggi pohon maksimal hanya 12 meter, namun sering dijumpai sekitar 4-10 meter.
- Batang utama tidak terlalu besar, tidak sebesar pohon mangga.
- Bertajuk lebat dan pertumbuhannya cepat seperti pohon Mangga sedangkan pohon Kiara payung dan Pohon Tanjung pertumbuhannya agak lambat.
- Bunga disukai kupu2 sehingga banyak ulat pada pohon. Banyaknya ulat juga mengundang burung-burung untuk datang. Menurut saya burung lebih suka pohon jambu daripada pohon mangga karena lebih sering membuat sarang di pohon ini.
Spesies jambu air sebenarnya banyak dan kadang sulit dibedakan. Contoh spesies yang mirip namun berbeda adalah Jambu air Semarang (Syzygium Samarangense) dan Jambu Bol (Syzygium Malaccense). Jambu biji dan Jambu mede bukan dari genus yang sama dengan Jambu air karena bentuk terlihat dari bentuk daunnya yang berbeda. Jambu biji juga tidak berdaun lebat seperti jambu air sehingga tidak cocok ditanam sebagai pohon peneduh perumahan.
Saat membeli pohon, perhatikan hal berikut ini:
- Pilih pohon yang berukuran agak besar, meskipun mahal tidak apa-apa, karena menunggu pohon tumbuh 50 cm pada masa awal pertumbuhan akan sangat lama sekali.
- Pilih pohon yang sehat, tidak terdapat hama atau jamur yang melekat pada daun atau ranting. Pohon jambu air sangat rentan terhadap serangan hama terutama ulat karena ulat sangat menyukai cita rasa "daun" pohon Jambu.
- Pilih pohon dengan tunas bagian atas tidak terpotong. Kalau dalam kondisi terpotong, kemungkinan tunas baru akan tumbuh bercabang dan kesamping.
- Untuk peneduh, disarankan memilih pohon berasal dari biji, bukan cangkok. Kalau dari cangkokan, pohon akan buru-buru berbuah sehingga pertumbuhannya tidak maksimal (tidak terlalu tinggi).
- Jangan memangkas ranting atau daun pada pohon saat usia pohon masih terlalu muda karena daun yang lebat akan mempercepat proses fotosintesis dan pertumbuhan pohon, baik tumbuh ke samping maupun ke atas. Pangkaslah pohon bagian bawah bila pohon sudah mencapai tinggi 3 meter agar pohon menjadi semakin tinggi.
Dengan menanam pohon di rumah, maka kita telah berkontribusi menciptakan lingkungan yang lebih asri dan sejuk, mengurangi polusi dan gas rumah kaca, serta menyimpan cadangan air tanah.
Mengagumi indahnya berbagai jenis burung, mengamati perilakunya yang lucu, dan mendengar merdu kicauan burung yang terbang bebas kian kemari dapat dilakukan di pekarangan rumah kita sendiri. Jika diamati dengan seksama, beberapa jenis burung senantiasa berada di sekitar kita. Mereka memang merupakan jenis-jenis yang umum ditemui di pemukiman dan kerap kali mampir untuk sekedar bercengkrama, mencari makan, bahkan untuk tidur dan bersarang di pekarangan rumah. Sebut saja cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), cinenen pisang (Orthotomus sutorius), prenjak jawa (Prinia familiaris), burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis) dan cabai jawa (Dicaeum trochileum).
Burung-burung ini suka mengunjungi pekarangan terutama pada pagi hari. Mereka menyukai pekarangan yang banyak ditumbuhi pepohonan. Bondol haji (Lonchura maja) senang membangun sarang di pucuk pohon cemara, atau di sela-sela daun palem yang aman dari jangkauan pemangsa seperti kucing rumah. Cabai jawa menyukai buah-buah kecil yang ranum seperti buni (Antidesma bunius), kersen (Muntingia calabura), dan lobi-lobi (Flacourtia inermis), sementara burung madu sriganti lebih menyukai madu bunga seperti dadap (Erythrina crystagalii), asoka (Ixora sp) dan pisang hias (Heliconia spp).
Mengundang mereka ke pekarangan kita bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dilakukan. Kita telah mengetahui bahwa burung memerlukan beberapa hal mendasar seperti tempat berlindung dan bersarang, makanan serta air.
Menanam pohon buah dan bunga-bungaan dapat menjadi salah satu cara yang jitu untuk menarik perhatian burung. Pepohonan dan berbagai jenis bunga di pekarangan rumah tentu saja akan mempercantik surga kecil kita. Pohon-pohon itu merupakan komponen yang penting dalam menarik perhatian burung-burung untuk mengunjungi pekarangan kita.
Kerimbunan pohon buah-buahan, seperti jambu, rambutan, dan mangga adalah tempat yang menyenangkan bagi burung-burung untuk bertengger dan bersarang. Begitu juga dengan kehadiran berbagai jenis bunga seperti asoka, bakung, kembang sepatu merupakan daya tarik bagi berbagai macam serangga yang merupakan makanan favorit bagi beberapa jenis burung seperti kipasan belang (Rhipidura javanica) dan Remetuk laut (Gerygone sulphurea).
Ada beberapa tipe tumbuhan yang penting bagi habitat burung. Yang pertama adalah tumbuhan yang termasuk pohon peneduh yaitu pohon berdaun jarum seperti jenis-jenis pinus dan cemara. Pohon lainnya yang rindang seperti beringin, pohon kapuk, dan pohon sengon juga penting sebagai peneduh pekarangan sekaligus tempat berteduh burung. Pada siang hari, saat panas terik, burung-burung tidak terlalu aktif dan lebih suka berteduh di bawah rindangnya pepohonan.
Tumbuhan lainnya adalah keluarga rerumputan dan polong-polongan seperti angsana, akasia, asoka dan dadap. Tumbuhan tersebut selain menyediakan perlindungan bagi burung-burung yang bersarang dekat tanah, juga menyediakan biji-bijian untuk makanan. Pohon dadap menjadi tempat favorit untuk bersarang bagi jenis-jenis prenjak jawa (Prinia familiaris) dan Cinenen jawa (Orthotomus sepium).
Tumbuhan penghasil nektar sangat populer bagi burung madu serta sesap madu yang memang menyukai nektar bunga. Karenanya, tanaman hias maupun tanaman bunga seperti dadap, pisang hias, dan palem sangat baik untuk menarik perhatian burung. Demikian pula dengan pohon buah-buahan. Saat musim bunga sebelum berbuah, pohon-pohon seperti jambu, mangga dan rambutan seringkali didatangi burung. Burung cabai jawa (Dicaeum trochileum)suka sekali mengunjungi pohon kersen saat musim berbuah tiba.
Terakhir, yang tak kalah pentingnya adalah pohon yang berbiji. Pohon ini juga dapat menarik perhatian burung-burung. Selain daging bijinya, pohon berbiji juga menjadi tempat yang bagus untuk bersarang.
Pekarangan, Konsep Lokal Untuk Taman
Dalam arsitektur lansekap, kita mengenal berbagai macam taman dengan gaya beragam. Setiap negara memiliki konsep untuk taman yang unik dengan ciri khasnya masing-masing. Sebagai contoh, Jepang dikenal dengan tanaman serba pangkas yang dipadukan dengan elemen batu. Eropa dikenal dengan gaya yang formal dan penuh warna. Indonesia memiliki konsep taman sendiri yang kita kenal dengan pekarangan.
Dibandingkan dengan konsep taman lainnya, pekarangan merupakan lahan yang lengkap dengan fungsi-fungsi tertentu. Misalnya fungsi bermain untuk anak-anak, fungsi sosial budaya sebagai tempat berkumpul anggota keluarga maupun kerabat dan tetangga, fungsi ekonomi produksi yaitu kebun sayur, buah dan tanaman obat, serta fungsi yang tak kalah pentingnya yaitu fungsi ekologis, sebagai koridor yang menghubungkan pemukiman dengan habitat alami.
Pekarangan yang baik memiliki komponen yang sangat beragam, baik vertikal maupun horisontal. Secara vertikal, pekarangan sebaiknya memiliki strata mulai dari lumut, rumput, hingga pohon tinggi. Tanaman epifit dan liana merambat juga termasuk dalam keragaman vertikal. Sementara keragaman horisontal dapat dibagi berdasarkan fungsi tanaman: tanaman hias, umbi-umbian, penghasil buah, tanaman obat, sayuran, serta pohon peneduh.
Di Jawa Barat, pekarangan dibagi zonasinya menjadi tiga wilayah. Halaman depan disebut buruan yang biasanya didominasi oleh tanaman hias dan buah sebagai elemen “main entrance” atau semacam “welcome area”. Halaman samping disebut pipir yang biasanya ditanami tanaman produktif untuk baik buah maupun obat-obatan. Sementara bagian belakang biasa disebut kebon yang ditanami pohon buah-buahan, bumbu, obat-obatan serta sayuran dan biasanya juga menjadi lokasi kolam.
Konsep pekarangan yang sempurna sangat baik dalam menghadirkan habitat mini bagi hidupan liar. Pekarangan yang ditumbuhi oleh tanaman pemikat burung secara otomatis akan menghadirkan burung dan juga satwa liar lainnya seperti kupu-kupu, kumbang, maupun kelelawar. Namun untuk mendapatkan bentuk ideal pekarangan dengan strata yang cukup lengkap, dibutuhkan lahan yang cukup luas, minimal 100 meter persegi. Bagi rumah-rumah di wilayah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan, solusinya adalah vertical culture. Seperti menanam tanaman di pot berjenjang, menanam di pot gantung (hanging garden), di tiang vertikal, maupun di atap. Dengan begitu lahan yang terbatas dapat dioptimalkan untuk menghadirkan pekarangan yang khas Indonesia dan tetap menarik bagi burung.
Pekarangan Rindang Burung Pun Datang
Oleh: Fahrul Amama
Mengagumi indahnya berbagai jenis burung, mengamati perilakunya yang lucu, dan mendengar merdu kicauan burung yang terbang bebas kian kemari dapat dilakukan di pekarangan rumah kita sendiri. Jika diamati dengan seksama, beberapa jenis burung senantiasa berada di sekitar kita. Mereka memang merupakan jenis-jenis yang umum ditemui di pemukiman dan kerap kali mampir untuk sekedar bercengkrama, mencari makan, bahkan untuk tidur dan bersarang di pekarangan rumah. Sebut saja cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), cinenen pisang (Orthotomus sutorius), prenjak jawa (Prinia familiaris), burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis) dan cabai jawa (Dicaeum trochileum).
Burung-burung ini suka mengunjungi pekarangan terutama pada pagi hari. Mereka menyukai pekarangan yang banyak ditumbuhi pepohonan. Bondol haji (Lonchura maja) senang membangun sarang di pucuk pohon cemara, atau di sela-sela daun palem yang aman dari jangkauan pemangsa seperti kucing rumah. Cabai jawa menyukai buah-buah kecil yang ranum seperti buni (Antidesma bunius), kersen (Muntingia calabura), dan lobi-lobi (Flacourtia inermis), sementara burung madu sriganti lebih menyukai madu bunga seperti dadap (Erythrina crystagalii), asoka (Ixora sp) dan pisang hias (Heliconia spp).
Mengundang mereka ke pekarangan kita bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dilakukan. Kita telah mengetahui bahwa burung memerlukan beberapa hal mendasar seperti tempat berlindung dan bersarang, makanan serta air.
Menanam pohon buah dan bunga-bungaan dapat menjadi salah satu cara yang jitu untuk menarik perhatian burung. Pepohonan dan berbagai jenis bunga di pekarangan rumah tentu saja akan mempercantik surga kecil kita. Pohon-pohon itu merupakan komponen yang penting dalam menarik perhatian burung-burung untuk mengunjungi pekarangan kita.
Kerimbunan pohon buah-buahan, seperti jambu, rambutan, dan mangga adalah tempat yang menyenangkan bagi burung-burung untuk bertengger dan bersarang. Begitu juga dengan kehadiran berbagai jenis bunga seperti asoka, bakung, kembang sepatu merupakan daya tarik bagi berbagai macam serangga yang merupakan makanan favorit bagi beberapa jenis burung seperti kipasan belang (Rhipidura javanica) dan Remetuk laut (Gerygone sulphurea).
Tumbuhan Penting Pemikat Burung
Tanamlah berbagai jenis tanaman, pohon dan semak. Lansekap yang bagus adalah jika memiliki cukup banyak jenis tanaman. Semakin beragam jenis yang ditanam, semakin banyak pula jenis burung yang datang.Ada beberapa tipe tumbuhan yang penting bagi habitat burung. Yang pertama adalah tumbuhan yang termasuk pohon peneduh yaitu pohon berdaun jarum seperti jenis-jenis pinus dan cemara. Pohon lainnya yang rindang seperti beringin, pohon kapuk, dan pohon sengon juga penting sebagai peneduh pekarangan sekaligus tempat berteduh burung. Pada siang hari, saat panas terik, burung-burung tidak terlalu aktif dan lebih suka berteduh di bawah rindangnya pepohonan.
Tumbuhan lainnya adalah keluarga rerumputan dan polong-polongan seperti angsana, akasia, asoka dan dadap. Tumbuhan tersebut selain menyediakan perlindungan bagi burung-burung yang bersarang dekat tanah, juga menyediakan biji-bijian untuk makanan. Pohon dadap menjadi tempat favorit untuk bersarang bagi jenis-jenis prenjak jawa (Prinia familiaris) dan Cinenen jawa (Orthotomus sepium).
Tumbuhan penghasil nektar sangat populer bagi burung madu serta sesap madu yang memang menyukai nektar bunga. Karenanya, tanaman hias maupun tanaman bunga seperti dadap, pisang hias, dan palem sangat baik untuk menarik perhatian burung. Demikian pula dengan pohon buah-buahan. Saat musim bunga sebelum berbuah, pohon-pohon seperti jambu, mangga dan rambutan seringkali didatangi burung. Burung cabai jawa (Dicaeum trochileum)suka sekali mengunjungi pohon kersen saat musim berbuah tiba.
Terakhir, yang tak kalah pentingnya adalah pohon yang berbiji. Pohon ini juga dapat menarik perhatian burung-burung. Selain daging bijinya, pohon berbiji juga menjadi tempat yang bagus untuk bersarang.
Pekarangan, Konsep Lokal Untuk Taman
Dalam arsitektur lansekap, kita mengenal berbagai macam taman dengan gaya beragam. Setiap negara memiliki konsep untuk taman yang unik dengan ciri khasnya masing-masing. Sebagai contoh, Jepang dikenal dengan tanaman serba pangkas yang dipadukan dengan elemen batu. Eropa dikenal dengan gaya yang formal dan penuh warna. Indonesia memiliki konsep taman sendiri yang kita kenal dengan pekarangan.
Dibandingkan dengan konsep taman lainnya, pekarangan merupakan lahan yang lengkap dengan fungsi-fungsi tertentu. Misalnya fungsi bermain untuk anak-anak, fungsi sosial budaya sebagai tempat berkumpul anggota keluarga maupun kerabat dan tetangga, fungsi ekonomi produksi yaitu kebun sayur, buah dan tanaman obat, serta fungsi yang tak kalah pentingnya yaitu fungsi ekologis, sebagai koridor yang menghubungkan pemukiman dengan habitat alami.
Pekarangan yang baik memiliki komponen yang sangat beragam, baik vertikal maupun horisontal. Secara vertikal, pekarangan sebaiknya memiliki strata mulai dari lumut, rumput, hingga pohon tinggi. Tanaman epifit dan liana merambat juga termasuk dalam keragaman vertikal. Sementara keragaman horisontal dapat dibagi berdasarkan fungsi tanaman: tanaman hias, umbi-umbian, penghasil buah, tanaman obat, sayuran, serta pohon peneduh.
Di Jawa Barat, pekarangan dibagi zonasinya menjadi tiga wilayah. Halaman depan disebut buruan yang biasanya didominasi oleh tanaman hias dan buah sebagai elemen “main entrance” atau semacam “welcome area”. Halaman samping disebut pipir yang biasanya ditanami tanaman produktif untuk baik buah maupun obat-obatan. Sementara bagian belakang biasa disebut kebon yang ditanami pohon buah-buahan, bumbu, obat-obatan serta sayuran dan biasanya juga menjadi lokasi kolam.
Konsep pekarangan yang sempurna sangat baik dalam menghadirkan habitat mini bagi hidupan liar. Pekarangan yang ditumbuhi oleh tanaman pemikat burung secara otomatis akan menghadirkan burung dan juga satwa liar lainnya seperti kupu-kupu, kumbang, maupun kelelawar. Namun untuk mendapatkan bentuk ideal pekarangan dengan strata yang cukup lengkap, dibutuhkan lahan yang cukup luas, minimal 100 meter persegi. Bagi rumah-rumah di wilayah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan, solusinya adalah vertical culture. Seperti menanam tanaman di pot berjenjang, menanam di pot gantung (hanging garden), di tiang vertikal, maupun di atap. Dengan begitu lahan yang terbatas dapat dioptimalkan untuk menghadirkan pekarangan yang khas Indonesia dan tetap menarik bagi burung.
1 komentar:
senang sekali kalau banyak satwa liar yang datang ke pekarangan rumah, tapi seperti diatas syaratnya, harus banyak pohon...
Posting Komentar