skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Kamis, 24 Maret 2011

Keawetan kayu

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry
Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak yang datang dari luar kayu itu sendiri. Secara alami kayu mempunyai keawetan tersendiri, dan berbeda untuk tiap jenis kayu. Keawetan kayu biasanya ditentukan oleh adanya zat ekstraktif yang terkandung di dalam kayu tersebut.

Tabel Komposisi Kimia Kayu
Komponen KimiaKayu daun lebar (%)Kayu daun jarum (%)
Selulose40 – 4541 – 44
Lignin18 – 3328 – 32
Pentosan21 – 248 – 13
Zat ekstraktif1 – 122,03
Abu0,22 – 60,89

Apa Itu Kelas Awet Kayu?
Kelas awet kayu menunjukan tingkat ketahanankayu terhadap serangan organisme perusak kayu seperti jamur dan rayap

Apa Faktor Penentu Keawetan kayu?
Kelas awet kayu ditentukan oleh komposisi kimia zat ekstraktif yang terdapat di dalam kayu, dan sedikit hubungannya dengan tingkat kekerasan kayu.

Faktor Luar Apa Yang Mempengaruhi Keawetan Kayu
Air hujan adalah faktor utamayang mengurangi keawetan kayu. Kayu awet seperti kayu besi memiliki kandungan zat ekstraktif Eusiderin dan kayu jati punya tectoquinon yang melindungi mereka dari serangan jamur dan serangga. Namun zat ekstraktif mudah tercuci sehingga kayu awet yang sering terpapar air hujan jangan harap akan tahan terhadap serangan rayap dan jamur.

Sifat-sifat keawetan kayu

Pengawetan suatu jenis kayu dimaksudkan meningkatkan daya ilmiah dari kayu tersebut terhadap serangan-serangan organisme, seperti cendawan dan jenis serangga. Keawetan semacam ini disebut keawetan ilmiah.
Tujuan dari pengawetan :
1.       Kayu yang semula tidak  awet dapat menjadi awt
2.       Jenis kayu yang kurang awet dapat menggantikan kayu yang awet
3.       Dapat menghemat pembiayaan pembangunan

Sifat-sifat bahan pengawet :
1.       Beracun terhadap cendawan dan serangga, tetapi  pemakaiannya tidak berbahaya bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
2.       Permanen, tak luntur kena air, tidak menguap kena panas
3.       Tidak bereaksi terhadap bahan
4.       Mudah tembus terbakar dan cepat kering dan mudah diletakkan pada kayu

Pembagian keawetan kayu ditetapkan oleh LPHH (Lembaga Penelitian Hasil Hutan )
Kelas I :
Jika kayu yang dipakai selalu berhubungan dengan tanah basah, daya tahan kayu minimum 8 tahun. Terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap permukaan air dan kelemasan tahannya paling sedikit 20 tahun, kayu tersebut jarang dimakan rayap.

Kelas II :
Selalu berhubungan dengan tanah lembab paling sedikit 3 tahun, terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap pemasukan air dan kelemasan paling sedikit 15 tahun.

Kelas awet III :
BEerhubungan dengan tanah lembab paling sedikit 3 tahun. Terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi oleh pemasukan air dan kelemasan paling sedikit 10 tahun.

Kelas awet IV :
Selalu berhubungan dengan tanah lembab, kayu ini lekas lapuk terbuka terhadap angin ,dan iklim tetapi dilindungi oleh permukaan air dan kelemasan hanya bertahan beberapa tahun saja, tetapi kalau dipelihara dengan baik sekurang-kurangnya 10 tahun.

Kelas awet V :
Kumpulan jenis-jenis kayu yang lekas sekali lapuk atau rusak karena serangan bubuk maupun rayap.

Bahan-bahan pengawet
1.       Bahan pengawet alam :
a)      Air (termasuk air sungai )
b)      Udara ( tidak lembab )
c)       Panas ( sinar matahari, pengasapan )
2.       Bahan pengawet buatan :
a)      Berupa garam-garam, seperti garam, tembaga, flurida, borium, wollman, chroom, arsin, seng, dan sebagainya.
b)      Berupa minyak, creosoot, carbilineum

source : link, link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ▼  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ▼  Maret (24)
      • Pohon Terbesar di Dunia
      • Pohon Palsu Ini Bisa Hasilkan Oksigen
      • Rayap Tanah Perusak kayu
      • Sifat-Sifat Umum Kayu
      • Faktor-Faktor Perusak Kayu
      • Sifat dan Kegunaan 120 Jenis Kayu Perdagangan Indo...
      • Keawetan kayu
      • Dibalik Kekuatan Kayu Jati
      • Sifat-sifat Kayu dan penggunaannya
      • Berat jenis dan kerapatan kayu
      • Panen Madu dari Pohon Sialang
      • Matoa (Pometia pinnata) Buah dengan aroma nano-nan...
      • Angsana (Pterocarpus indicus)
      • Pohon ipuh (Antiaris toxicaria)
      • Jaringan tumbuhan (pohon)
      • GAJENESS, chapter 3 : meet a devil
      • Sistem Informasi Geografis (SIG)
      • Jenis-Jenis Tanah dan Proses Pembentukan Tanah
      • Bioma Hutan Basah (Hutan Hujan Tropis)
      • PENGENALAN JENIS KAYU Manfaat Pengenalan Jenis Kayu
      • Bagian - Bagian Kayu
      • Hasil hutan : Kayu dan Bukan Kayu
      • Undang-undang tentang Kehutanan
      • Perbedaan Resin,Getah,dan Tanin
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |