skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Senin, 28 Maret 2011

Pohon Terbesar di Dunia

Diposting oleh Maysatria Label: News
Salah satu dari pohon-pohon paling tinggi di dunia dari jenis Giant Sequoia ini memiliki ketinggian mencapai 85 meter. Umurnya diperkirakan antara 2200 hingga 2700 tahun. Pohon ini diberi nama "Jenderal Sherman", diperkirakan bukan hanya merupakan salah satu yang tertinggi , tapi juga merupakan jenis Sequoia yang terbesar dalam hal volume-nya. Di tahun 2002 pohon ini pernah terukur volumenya yang sebesar 1487 meter kubik

.

Pohon Sherman ini berlokasi di Taman Nasional Sequoia di Visalia, California, dinamakan demikian diambil dari nama seorang veteran perang sipil Amerika Jendral William Tecumseh Sherman. James Wolverton seorang Letnan pada kavaleri Indiana ke-9 di bawah pimpinan Sherman menamakan pohon ini dengan nama bos-nya pada tahun 1879. Pohon ini sebenarnya sudah dianugerahi gelar sebagai yang terbesar sejak tahun 1931 dilihat dari faktor volume-nya.

Diukur dari dimensinya, pohon Sherman ini mengindikasikan menjadi semakin besar tiap tahunnya. Diameternya 1,4 meter di atas tanah adalah 7,7 meter, diameter 18 meter di atas tanah adalah 5,3 meter, diameter 55 meter di atas tanah adalah 4,3 meter, dan ketinggian dahan pertama dari atas tanah adalah sekitar 40 meter.

Yang menarik, dahan terbesarnya patah pada tahun 2006. Bentuknya seperti huruf "L" menghunjam dari kira-kira seperempat ketinggian pohon. Dahan ini mempunyai diameter 2 meter dengan panjang 30 meter dan menghancurkan pagar yang dibuat di sekelilingnya. Meski demikian tetap saja pohon ini masih menjadi makhluk hidup terbesar di muka bumi yang masih hidup.


1 komentar

Sabtu, 26 Maret 2011

Pohon Palsu Ini Bisa Hasilkan Oksigen

Diposting oleh Maysatria Label: News
Pohon artifisial ini dapat mengonversi gas buang karbondioksida menjadi oksigen.

Berteduh di bawah pohon rindang saat terik memang nikmat. Tak hanya sejuk, tubuh juga terasa lebih segar oleh paparan oksigen yang dihasilkan pepohonan di siang hari. Hanya, mencari pepohonan rindang seringkali menjadi hal sulit bagi warga di kota-kota besar. 

Melihat banyaknya ruang terbuka hijau yang berubah menjadi hutan beton di kota-kota besar, sejumlah ilmuwan Universitas Columbia, New York, merancang sebuah pepohonan artifisial yang dapat mengonversi gas buang karbondioksida menjadi oksigen. 

Bekerja sama dengan Influx Studio, Paris, para ilmuwan mengkreasikan pepohonan dengan ranting-ranting menjulang menyerupai jamur. Di ujung-ujung ranting, mereka menempatkan panel surya sebagai energi untuk mengolah karbondioksida menjadi oksigen. 

Kreasi ini menjadi pusat perhatian di 'Boston treepods 2011', sebuah ajang yang melombakan pepohonan artifisial kaum urban. Meski mampu melakukan fotosintesa layaknya pohon alami, pohon-pohon buatan ini tak membutuhkan tanah dan air atau media tanam lainnya untuk tumbuh. 

Demi memaksimalkan kemunculannya sebagai produk ramah lingkungan, kerangka dan ornamen pohon buatan ini memanfaatkan botol plastik daur ulang. Lewat kemampuannya mengikat karbondioksida, produk ini diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas udara

source : link
0 komentar

Kamis, 24 Maret 2011

Rayap Tanah Perusak kayu

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry
Salah satu makhluk hidup yang banyak merusak kayu adalah rayap. Rayap tanah merusak kayu karena membuat saluran dan terowongan dalam kayu pada bangunan rumah. Di samping membuat saluran, rayap ini bahkan sering memakan kayu kering yang sehat. Bangunan rumah yang diserang bukan hanya yang terletak di dekat sarangnya yang lembab, melainkan juga yang berada di tempat yang relatif jauh dari serangan rayap. Saluran tertutup ini disebut liang kembara, dibuat menuju ke tempat lain yang tersedia kayu sebagai bahan makannya. Saluran tertutup merupakan jalan menuju ke tempat kayu berada. Selain itu, saluran ini juga merupakan jalan untuk kembali dari kayu yang diserang menuju ke sarangnya. Rayap tanah sering kembali ke sarang untuk memulihkan kelembaban diri dari kekeringan yang melandanya. Kisaran suhu yang disukai rayap adalah 21,1 - 26,67oC dan kelembaban optimal 95- 98%. Itulah sebabnya negara Indonesia merupakan tempat tinggal yang baik bagi perkembangan rayap karena suhu udaranya berkisar antara 25,7 - 28,9oC dan kelembaban berkisar antara 84 - 98%. Pada kondisi ideal, satu koloni rayap yang memiliki 60.000 rayap pekerja akan mengkomsumsi habis kayu pinus sepanjang 40 cm berukuran 2 cm x 4 cm selama 118 - 157 hari. Itulah sebabnya, rayap mampu menimbulkan kerusakan cukup besar pada struktur bangunan gedung dalam kurun waktu 3 - 8 tahun.


Rayap memiliki keragaman jenis yang cukup tinggi. Sampai saat ini telah tercatat lebih dari 2.000 jenis rayap yang ada di dunia. Secara garis besar, jenis rayap tersebut terbagi dalam 7 famili, 15 sub-famili dan 200 genus (marga). Hampir 10% dari keseluruhan rayap di dunia ditemukan di Indonesia yaitu 200 jenis yang terdiri atas 3 famili (Kalotermitidae, Rhinotermitidae, dan Termitidae), 6 sub-famili (Coptotermitinae, Rhinotermitinae, Amitermitinae, Termitinae, Macrotermitinae, dan Nasutitermitinae), dan 14 genus (Neotermes, Cryptotermes, Schedorhinotermes, Prorhinotermes, Coptotermes, Microcerotermes, Caprototermes, Macrotermes, Odontotermes, Microtermes, Bulbitermes, Nasutitermes, Hospitalitermes dan Lacessitermes). Namun dari 200 jenis rayap tersebut baru sekitar 179 jenis yang telah berhasil diidentifikasi (ditentukan jenisnya secara ilmiah), yaitu 4 jenis rayap kayu kering, 166 jenis rayap kayu basah, dan 9 jenis rayap tanah (subterannean).

Berdasarkan habitatnya, rayap dibagi ke dalam beberapa golongan yaitu rayap kayu basah (damp wood termite), rayap kayu kering (dry wood termite), rayap pohon (tree termite) dan subteran atau rayap tanah (subterannean termite). Rayap kayu basah adalah golongan rayap yang biasa menyerang kayu-kayu busuk atau pohon yang akan mati. Sarangnya terdapat dalam kayu dan tidak berhubungan dengan tanah. Rayap kayu kering adalah golongan rayap yang biasa menyerang kayu-kayu kering. Sarangnya terdapat dalam kayu dan tidak berhubungan dengan tanah. Rayap pohon adalah golongan rayap yang menyerang pohon-pohon hidup. Rayap ini bersarang di dalam pohon dan tidak berhubungan dengan tanah. Sedangkan Rayap subteran adalah golongan rayap bersarang di dalam tanah tetapi dapat juga menyerang bahan-bahan di atas tanah karena selalu mempunyai terowongan pipih yang terbuat dari tanah yang menghubungkan sarang dengan benda yang diserangnya.

Dalam setiap koloni rayap terdapat tiga kasta yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta tersebut adalah kasta prajurit, kasta reproduktif dan kasta pekerja. Sekitar 80 – 90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja. Kasta pekerja inilah yang melakukan kerusakan pada aset-aset milik manusia dan bahan berlignoselulosa lainnya.
Berlawanan dengan rayap tanah, rayap kayu kering dan kayu basah tidak mempunyai kasta pekerja khusus oleh karena itu nimfa-nimfa yang belum dewasa melakukan bermacam-macam tugas dari koloni termasuk mengambil alih tugas kasta pekerja. Sesudah suatu periode kerja seperti tersebut di atas, nimfa-nimfa ini menjadi dewasa dan menjadi serdadu dan rayap reproduktif.

Makanan utama rayap selain selulosa kayu, juga selulosa yang terdapat pada sabuk kelapa, rumput, kertas, karton, tekstil dan kulit-kulit tanaman. Rayap juga mengkomsumsi jamur sebagai bahan makanannya, Kelompok rayap dari sub-famili Mastotermetinae (famili Termitidae) membudidayakan jamur Termitomyces (Basidiomycetes) dalam koloninya, jamur ini dimakan oleh anggota koloni yang masih muda. Rayap juga ada yang mengkomsumsi tanah yang mengandung mineral, karbohidrat, mikroorganisme tanah dan polyphenolic. Sekitar 60% dari famili termitidae mengkomsumsi tanah sebagai bahan makanannya.

Berdasarkan simbiosisnya dengan mikroorganisme rayap terbagi atas dua kelompok yaitu, rayap tingkat tinggi yang bersimbiosis dengan bakteri dan rayap tingkat rendah yang bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa. Rayap tingkat tinggi mempunyai sistem pencernaan yang lebih berkembang dibandingkan rayap tingkat rendah karena menghasilkan enzim selulase selama proses pencernaan selulosa dalam usus belakangnya. Ada beberapa hipotesis tentang peranan bakteri yang terdapat pada usus belakang rayap tingkat tinggi yaitu melindungi rayap dari bakteri asing, asetogenesis, fiksasi nitrogen, methanogenesis dan metabolisme pyruvat. Meskipun bakteri tidak melibatkan diri secara langsung dalam proses pencernaan rayap namun bakteri ini akan disebarkan oleh rayap pekerja kepada nimfa-nimfa baru.

Perilaku rayap yang sekali-kali mengadakan hubungan dalam bentuk menjilat, mencium dan menggosokkan anggota tubuhnya dengan lainnya (perilaku trofalaksis) merupakan cara rayap menyampaikan bakteri dan protozoa berflagellata bagi individu yang baru saja ganti kulit (ekdisis) untuk menginjeksi kembali invidu rayap tersebut. Di samping itu, juga merupakan cara menyalurkan makanan ke anggota koloni lainnya.

Sama seperti pada rayap tingkat tinggi, bakteri yang terdapat dalam usus belakang rayap tingkat rendah juga mempunyai peranan dalam proses pencernaan makanan, meskipun bakteri ini tidak berperan utama dalam proses dekomposisisi selulosa. Protozoa yang terdapat pada usus belakang rayap tingkat rendah merupakan protoza flagellata. Lebih dari 400 spesies protozoa flagellata telah diidentifikasi dalam usus belakang rayap tingkat rendah.
Biomassa mikroba ini meliputi sekitar sepertujuh sampai dengan sepertiga berat rayap. Protozoa ini mempunyai peranan penting dalam metabolisme selulosa dan berfungsi menguraikan selulosa dalam proses percernaan makanannnya menghasilkan asetat sebagai sumber energi bagi rayap. Hasil penelitian Belitz and Waller (1998) menunjukkan bahwa defaunasi protozoa dalam usus belakang rayap dengan menggunakan oksigen murni menyebabkan kematian rayap sekitar dua sampai tiga minggu walaupun diberi kertas saring yang mengandung selulosa. Namun rayap ini akan hidup lebih lama dengan makanan yang sama dengan adanya kehadiran protozoa dalam usus belakangnya. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan rayap sangat tergantung pada mikroba simbiosisnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa proses penguraian selulosa dalam usus belakang rayap berlangsung dalam keadaan anaerobik.

Rayap tanah merupakan kelompok rayap yang paling banyak menyebabkan kerugian ekonomis terhadap kehidupan manusia. Genus Coptotermes (Coptotermes spp.) merupakan rayap yang paling banyak merusak kayu dan bahan berkayu lainnya di bumi ini, terutama di Asia Tenggara. Rayap tanah ini memiliki daya serangan paling tinggi bahkan serangannya dapat mencapai lantai 26 gedung bertingkat. Untuk mencapai sasarannya rayap tanah dapat menyerang dengan berbagai cara yaitu menyerang melalui kayu yang berhubungan langsung dengan tanah, masuk melalui retakan-retakan atau rongga pada dinding dan fondasi, membuat liang-liang kembara (shelter tubes) di atas permukaan kayu serta dapat menembus penghalang fisik seperti plastik, logam tipis, kabel, dan lain-lain walaupun objek tersebut bukan makanannya. Ketika rayap telah mencapai sasarannya maka rayap akan memperluas serangannya sampai bagian-bagian yang tinggi dengan membuat sarang antara di dalam bangunan yang jauh dari tanah dan memanfaatkan sumber-sumber kelembaban yang tersedia dalam bangunan tersebut.

Di Indonesia rayap tanah/subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari genus Coptotermes dan Schedorhinotermes. Rayap Coptotermes ditemukan banyak menyerang tanaman perkebunan dan kehutanan seperti pohon kelapa, karet, coklat, kelapa sawit dan pinus serta juga banyak merusak bangunan gedung, buku-buku, arsip-arsip, kabel-kabel listrik, telepon serta barang-barang yang disimpan. Coptotermes juga pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta dilaporkan bahwa Coptotermes curvignathus dan Coptotermes travians merupakan spesies rayap dari genus Coptotermes yang paling banyak merusak bangunan dan hutan tanaman di Indonesia.

source : link
0 komentar

Sifat-Sifat Umum Kayu

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifatyang berbeda-beda. Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut diketahui lebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan,industri kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lainyang bersangkutan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat kimianya. Di samping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu:
  1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
  2. Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa (unsure karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
  3. Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperllihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.
  4. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.
  5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika kayu keadaannya kering.
Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan melintang itu dihaluskan, maka akan tampak suatu gambaran unsur-unsur kayu yang tersusun dalam pola melingkar dengan suatu pusat di tengah batang serta deretan sel kayu dengan arah mirip jari-jari roda ke permukaan batang. Sebuah sumbu dapat dibayangkan melewati pusat itu dan merupakan salah satu sumbu arah utama yang disebut sumbu longitudinal; sumbu ini disebut sumbu arah radial. Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu arah tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini sangat penting zrtinyabagi keperluan mengenal sifat-sifsat kayu hyang khas. Yaitu antara lain sifat anisotropik yang telah disebut, perbedaan dalam kekuatan kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam kayu.

Di samping itu mengenal kekuatan kayu yang menahan beban, ternyata lebih besar pada arah sumbu longitudinal daripada arah-arah yang lain. Demikian pula zat cair lebih cepat dan lebih mudah pada arah longitudinal daripada arah sumbu radial dan tangensial. Sebaliknya kembang susut kayu terbesar terdapat pada arah tangensial.


SIFAT-SIFAT FISIK KAYU
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : Berat Jenis, Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain.

Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar.

Keawetan Kayu Alami
Ternyata berbeda-beda pula. Yang dimaksut dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsure-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan mahluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-lain.

Warna Kayu
Ada beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebaginya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna suatu jenis kayu dapat dipengaruhi oleh faktor tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.

Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Selanjutnya masuk dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering, akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut.

Tekstur
Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu ialah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke dalam :
  • Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll
  • Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll
  • Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll

Serat

Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah sel-sel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi:
  • Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselang-seling, menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh kayu: kulim, renghas, kapur.
  • Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gamabaran berombak, contoh kayu: renghas, merbau dan lain-lain
  • Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran), seolah-olah batang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur, dammar dan lain-lain
  • Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi membentuk sudut dengan sumbu.
Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut:
  • Sangat berat = lebih besar dari 0,90
  • Berat = 0,75 - 0,90
  • Agak berat = 0,60 - 0,75
  • Ringan = lebih kecil dari 0,60
Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.

Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut:
  • Kayu sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain.
  • Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.
  • Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain.
  • Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar dan suram.

Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).

Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita.

Nilai dekoratif :
Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain: sonokeling, sonokembang, renghas, eboni, dan lain sebagainya.

Sifat-sifat lain :
Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat terbakar,tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak memberi keuntungan, misalnya kalau kayu itu akan dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai sebagai bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak dapat ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan yang lebih besar bila dibandingkan dengan sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis kayu dengan pembuluh-pembuluh besar lebih mudah terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya kandungan dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran. Dengan adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas daya tahan bakar misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya tahan bakar yang kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya. Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara lain:
  • Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes, pelat logam dan lain sebagainya).
  • Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang bersifat mencegah terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat tahan api, persenyawaan garam antara lain amoniun dan boor zuur
  • Dengan mengimpregnir kayu itu dengan macam-macam bahan kimia yang bersifat mengurangi terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain yang menghasilkan gas yang dapat mencegah api tersebut.

Sifat kayu tehadap suara :
  1. Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam hubungan dengan alat-alat music dan konstruksi bangunan. Dasar akustik menunjukkan, bahwa kemampuan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suara erat hubungannya dengan elastisitas kayu. Jadi sepotong kayu dapat bergetar bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara tingginya tergantung pada frekuensi alami getaran kayu tersebut. Frekuensi ini ditentukan oleh kerapatan/elastisitas dan ukuran kayu tersebut. Kayu yang telah kehilangan elastisitas misalnya akibat serangan jamur, jika dipukul akan memberikan suara yang keruh, sedang kayu yang sehat suaranya akan nyaring.
  2. Sifat resonansi : yaitu turut bergetarnya dengan gelombang sxuara, karena kayu memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada yang dikeluarkan oleh kayu sangat baik. Oleh sebab itu banyak kayu dipakai untuk alat-alat music: kulintang, piano, biola, guitar, dan lain-lain. Kemampuan benda untuk mengabsorpsi suara tergantung pada masa dan pada sifat-sifat akustik permukaan benda, yaitu mampu tidaknya permukaan benda mengabsorpsi suara atau memantulkan suara. Struktur kayu mempunyai sifat demikian, sehingga kalau kayu tidak dapat bergetar dengan mudah, permukaannya mempunyai sifat meredam gelombang suara. Karena itu kayu serupa ini baik kalau dipakai sebagai lantai atau parket.
SIFAT MEKANIK KAYU

Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya hamper pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan. Dalam hubungan ini dibedakan beberapa macam kekuatan sebagai berikut:

Keteguhan tarik
Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan.

Keteguhan tekan/kompresi

Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan 2 macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegaklurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat rel kereta api oleh bantalan di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegaklurus arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

Keteguhan geser

Yang dimaksud dengan keteguhan geser ialah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuanya menahan gaya-gaya, yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau bergelingsir dari bagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegaklurus arah serat dan keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegaklurus arah serat jauh lebih besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.

Keteguhan lengkung (lentur)
Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipikul oleh kayu tersebut, misalnya blandar. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung static dan keteguhan lengkung pukul. Yang pertama enunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu yang menahan gaya yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan.

Kekakuan
Kekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu ukuran kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan lengkung statik.

Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu. Misalnya kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Ada pula pengertian bahwa kayu yang ulet itu adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah karena beban-beban yang sama atau mendekati keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus terlepas. Dalam uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu dalam arti bahwa kayu yang ulet akan patah secara berangsur-angsur dan memberi suara peringatan tentang kerusakannya. Sifat keuletan itu terutama merupakan faktor yang penting untuk menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk digunakan sebagai tangkai alat pemukul, alat-alat olahraga dan lain penggunaan sebagai bagian alat untuk mengerjakan sesuatu.

Kekerasan
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan gaya yang membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah, balok pengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain.

h. Keteguhan belah
Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap ataupun pembuatan kayu bakar.sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan jenis ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa kebanyakan kayu lebih mudah terbelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah sejajar lingkaran tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yang mempengaruhi sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu:

Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban lingkungan, pembebanan dan cacat-cacat yang disebabkan jamur serta serangga perusak kayu. Faktor kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang bersangkutan antara lain: dan lain sebagainya. Sifat kekuatan tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas kuat I sampai dengan kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I memiliki kekuatan lebih dari kayu kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi berat dianjurkan dipakai jenis-jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan dapat dipakai jenis-jenis dari kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa tiap-tiap penggunaan harus disesuaikan dengan kelas kekuatannya

SIFAT KIMIA KAYU
Komponen kimia kayu di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu. Juga dengan mengetahuinya, kita dapat membedakan jenis-jenis kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur:
  • Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
  • Unsur non- karbohidrat terdiri dari lignin
  • Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat ekstraktif
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa dan hemiselulosa banyak tedapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu. Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah:
  • Karbon 50%
  • Hidrogen 6%
  • Nitrogen 0,04 – 0,10%
  • Abu 0,20 – 0,50%
  • Sisanya adalah oksigen.

Bidang orientasi kayu
  1. Bidang tangensial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus salah satu jari-jari kayu, searah serat, tidak melalui sumbu kayu.
  2. Bidang radial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui sumbu kayu.
  3. Bidang aksial/ kepala kayu : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus dengan sumbu kayu.
Komponen kimia kayu sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh,iklim dan letaknya di dalam batang atau cabang.

Selulosa:
Adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan dasar selulosa ialah glukosa, gula bermartabat enam, dengan rumus C6H12O6. Molekul-molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri- industry yang memakai selulosa sebagai bahan baku misalnya: pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain sebagainya.

Lignin:
Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh dari sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu rangka molekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan suatu kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen betonnya. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding primer. Kadar lignin dalam kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras. (Kadar selulosa sebaliknya).

Hemiselulosa:
Sealin kedua bahan tersebut di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain sampai 15- 25%. Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan dengan molekul-molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh gula yang bermartabat lima dengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula bermanfaat enam C6H12O6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel juga sebagai bahan zat cadangan.

Zat ekstraktif:
Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin dan air. Banyaknya rata-rata 3 – 8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk didalamnya minyak-minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wsarna. Zat ekstraktif tidak merupakan bagian struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat ekstraktif memiliki arti yang penting dalam kayu karena:

  • Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu
  • Dapat digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu
  • Dapat digunakan sebagai bahan industry
  • Dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada alat-alat pertukangan.
Abu:
Di samping persenyawaa-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada beberapa zat organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentuk abu yang tertinggal setelah lignin dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2 – 1% dari berat kayu.

source : link
0 komentar

Faktor-Faktor Perusak Kayu

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry
Kerusakan pada kayu terjadi karena tindakan-tindakan atau karena keadaan yang mengakibatkan kekuatan kayu menurun, harga kayu menurun, dan mutu dan nilai pakai kayu berkurang atau kayu sama sekali tak terpakai.

Kerusakan yang dimaksud antara lain: retak-retak, pecah,belah,serangan jamur, serangan serangga dan kerusakan-kerusakan akibat perilaku manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu. Misalnya: pemeliharaan hutan yang kurang baik, penebangan pohon yang salah,pembagian batang yang keliru, cara menggergaji yang keliru serta cara pengeringan kayu yang tidak sesuai, sehingga kerusakan-kerusakan tersebut di atas akan mengurangi mutu dan nilai pakai kayu untuk penggunaan tertentu secara maksimal.

FAKTOR-FAKTOR PERUSAK KAYU
Menurut asalnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
  • Secara alam dari pohon itu sendiri selama proses tumbuh
  • Yang berasal dari luar
Faktor perusak yang datang dari luar terbagi 2 macam, yaitu:
  • Oleh makhluk hidup (biologis)
  • Oleh bukan makhluk hidup (non biologis)
Ada 3 macam, yang diakibatkan oleh makhluk hidup yaitu :

  1. Oleh serangga
  2. Oleh jamur/cendawan (fungi)
  3. Oleh cacing laut (marine borers)
Yang diakibatkan oleh bukan makhluk hidup dibagi 3, yaitu :
  1. Oleh faktor fisik, misalnya : udara, cahaya, air, panas, api dan lain sebagainya
  2. Oleh faktor mekanik, misalnya : pukulan, gesekan, tekanan dan lain sebagainya
  3. Oleh faktor kimia, misalnya : asam dan basa
Selain faktor-faktor perusak kayu di atas, dapat pula ditambahkan, untuk saat ini dapat dikatakan bahwa manusialah yang paling bertanggung jawab terhadap kerusakan kayu dan otomatis kerusakan hutan sebagai tempat kayu hidup pada umumnya.


CACAT MATA KAYU
Mata kayu adalah lembaga atau bagian cabang yang berada di dalam kayu. Mata kayu dapat dibedakan atas:

  1. Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sedkitarnya.
  2. Mata kayu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses pengerjaan, mata kayu ini akan lepas tidak ada gejala busuk.
  3. Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian- bagian kayu sekitarnya.
Pengaruh mata kayu :
  1. Mengurangi sifat keteguhan kayu. Hal ini terjadi karena serat mata kayu relatif tegak lurus serat batang pohon. Sedangkan keteguhan tegak lurus serat lebih rendah dibandingkan dengan keteguhan sejajar serat. Disamping itu pula serat – serat di sekeliling mata kayu tidak teratur.
  2. Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayu sehat/mata hidup).
  3. Mengurangi keindahan permukaan kayu.
  4. Menyebabkan lubangnya lembaran – lembaran finir.

PECAH DAN RETAK
Pada badan serat kayu bulat atau pada bontos kayu bulat sering terlihat adanya serat-serat yang terpisah memanjang. Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, lebar terpisahnya serat yang tidak melebihi 2 mm, dinamakan retak. Apabila tidak lebih dari 6 mm, dikatakan pecah dan kalau lebarnya lebih dari 6 mm, disebut belah. Cacat-cacat ini disebabkan:

  • Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering.
  • Tekanan di dalam tubuh kayu yang kemudian terlepas pada waktu kayu ditebang.
  • Kurang hati – hati pada waktu melakukan penebangan sehingga kayu robek, atau menimpa benda – benda keras.
Cacat – cacat ini akan mengurangi keteguhan tarik, demikian pula keteguhan kompresi akan berkurang, karena distribusi tegangan – tegangan yang disebabkan oleh adanya suatu beban tidak merata. Demikian pula keteguhan kompresi akan berkurang, karena distribusi tegangan-tegangan yang disebabkan oleh adanya suatu beban tidak merata. Demikian pula keteguhan geser sangat terpengaruh oleh cacat kayu ini, karena pengurangan langsung dari luasnya daerah yang menahan geseran.


PECAH BUSUR DAN PECAH GELANG
Pecah busur ialah pecah yang mengikuti arah lingkungan tumbuh, bentuknya kurang dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang ialah kelanjutan pecah busur yang kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering, juga karena tegangan di dalam kayu yang tiba-tiba terlepas pada waktu penebangan. Pengaruh cacat ini serupa halnya dengan pengaruh cacat belah dan pecah.

CACAT HATI RAPUH
Sebelum membahas hati rapuh, perlu diketahui terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan “hati” itu. Hati ialah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Hati berbeda dengan pusat bontos. Letak hati mungkin saja tidak sama letaknya dengan pusat bontos. Tapi ada kalanya berimpit. Pengertian rapuh ialah tahap pertama proses pembusukan. Bagian kayu rapuh menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatannya. Justru yang dimaksud dengan hati rapuh disini, tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukkan yang nyata. Hati rapuh ini merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar di daerah tropis seperti misalnya kayu meranti dan lain sebagainya. Cacat ini mengurangi kekuatan terhadap kayu. Proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) akan mengalami kesulitan karena tidak adanya kekuatan dari sumbu (tombol) mesin untuk mencekam dolok tersebut.

CACAT AKIBAT ARAH SERAT

Ada beberapa jenis kayu (lara, kesambi, dan lain lain) yang memiliki serat yang berpadu. Secara umum dianggap sebagai kerugian karena kayu itu sukar dikerjakan. Dari lain pihak kayu semacam ini mempunyai keteguhan belah yang tinggi, untuk keperluan tertentu sangat baik. Serat berombak mempunyai keberatan yang sama dengan serat berpadu. Tapi bisa menimbulkan lukisan yang indah. Untuk keperluan tertentu sangat tinggi nilainya. Lain jenis kayu memiliki serat yang melintang artinya jalannya serat tidak sejajar dengan sumbu batang. Kayu yang digergaji dari batang semacam ini sudah tentu akan mewarisi serat yang melintang pula. Serat ini akan membuat keteguhan kayu berkurang. Kelainan jalannya semua serat ini dapat memberikan pola gambaran pada bidang-bidang kayu gergajian, sehingga merupakan sifat yang digemari untuk perkakas rumah/perabot. Hanya sulit dalam pengerjaan terutama pada waktu diketam. Untuk keperluan kayu bangunan dan konstruksi, unsur kekuatan diutamakan, jalan serat lurus lebih disukai. Pada pekerjaan menggergaji potongan-potongan kayu yang kecil, kita masih dapat memperhatikan jalannya serat, tetapi pada kayu yang panjang umumnya sulit didapat serat yang lurus. Penyimpangan arah serat atau kemiringan serat umumnya dinyatakan dalam suatu perbandingan misalnya: 1:6; 1:9; 1:10. Arti 1:6; kemiringan serat adalah 1 cm dalam jarak 6 cm sepanjang suatu garis sejajar sumbu batang. Untuk lainnya serupa pula. Semakin besar sudut penyimpangan, pengaruhnya semakin buruk.


CACAT AKIBAT SERANGAN ORGANISME PERUSAK KAYU

1. Jamur Penyerang Kayu
Jamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi:

  • Jamur pembusuk kayu
  • Jamur pelapuk kayu
  • Jamur penyebab noda kayu
Bagi perkembangan jamur pembusuk kayu sangat diperlukan bahan makanan yang cukup di dalam kayu, kelembapan yang cukup, sedikit udara dan suhu yang layak. Pengaruh jamur pembusuk kayu yang menghancurkan dinding-dinding pada perkembangan lanjut dari pembusukan mengakibatkan kehancuran total struktur kayu. Dengan demikian kekuatan kayu akhirnya akan mengalami penurunan yang nyata. Tetapi pada tahap permulaan serangan jamur itu, timbul kerapuhan kayu yang nyata dengan akibat bahwa bahan yang terserang, cenderung untuk patah secara mendadak jika diberi beban dengan perubahan bentuk sedikit saja serta patahan yang halus tidak berserpih. Pada lain pihak jamur penyebab noda kayu hanya mempunyai pengaruh sedikit terhadap kekuatan kayu dan biasanya tidak menurunkan kekuatan yang besar. Hanya ditinjaundalam segi keindahan akan menurun, karena timbulnya warna-warna yang kotor (noda-noda).

2. Serangga Perusak Kayu
Serangga-serangga perusak kayu antara lain rayap, kumbang kayu, dan bubuk kayu. Sudah barang tentu kekuatan kayu akan berkurang, karena serangga-serangga tersebut merusak kayu dengan membuat lubang-lubang terowongan di dalam kayu. Sebagai makanan dan tempat tinggal serangga perusak kayu tersebut. Pembahasan lebih lanjut dalam bab pengawetan kayu.

3. Lubang Gerek dan Lubang Cacing Laut
Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga penggerek, atau cacing-cacing laut. Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan tersebut menyerang kayu yang baru ditebang. Kadangkala pada pohon yang masih tegak berdiri. Serangga ini tidak dapat hidup pada kayu gergajian yang telah dikeringkan, karena larvanya memerlukan jamur. Padahal agar jamur dapat hidup diperlukan kadar air yang cukup tinggi. Serangan-serangan akan lebih berat pada bagian kayu yang menghadap tanah yang terlindung dari sinar matahari langsung. Sedangkan cacing laut menyerang kayu yang berada di air laut. Lubang gerek mengurangi keindahan. Bila banyak menggerombol akan mempengaruhi kekuatan kayu, bahkan kayu sama sekali mungkin tidak dapat dimanfaatkan lagi. Demikian pula cacat pada lubang cacing laut.
0 komentar

Sifat dan Kegunaan 120 Jenis Kayu Perdagangan Indonesia

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry
  1. PENGANTAR
    Tulisan ini dibuat utamanya adalah untuk dibaca masyarakat umum, agar informasi yang ada di dalamnya dapat diketahui dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Sumber Data dan Informasi yang tertuang dalam tulisan ini adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor.
  2. PENGERTIAN
    • Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan jamur.
    • Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.
    • Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah keawetannya.
    • Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya.
  3. KEGUNAAN
    Artinya angka kegunaan pada lajur 7 adalah sebagai berikut :
    1. Bangunan
    2. Kayu lapis
    3. Mebel
    4. Lantai
    5. Papan dinding
    6. Bantalan
    7. Rangka pintu dan jendela
    8. Bahan pembungkus
    9. Alat olah raga dan musik
    10. Tiang listrik dan telepon
    1. Perkapalan
    2. Patung, ukiran & kerajinan tangan
    3. Finir mewah
    4. Korek api
    5. Pulp
    6. Alat gambar
    7. Potlot
    8. Arang
    9. Obat-obatan
    10. Moulding

  4. PENYEBARAN
    Arti angka penyebaran dalam lajur 6 adalah sebagai berikut :
    1. Sumatera
    2. Jawa
    3. Kalimantan
    4. Sulawesi
    5. Maluku
    6. Nusa Tenggara
    7. Irian Jaya
Sifat dan Kegunaan 120 Kelompok Jenis Kayu Perdagangan Indonesia

No.

Jenis Kayu

B.J. Rata2

Kelas Awet

Kelas Kuat

Penyebaran

Kegunaan
1
2
3
4
5
6
7
1
Agathis
0,49
IV
III
1,2,3,4,5,7
1,2,3,7,8,9,14,15,17
2
Anpupu
0,89
III,I
II,I
5,6
1,4,5,6,10,11
3
Bakau
0,94
III
I,II
1,2,3,4,5,6,7
1,15
4
Balau
0,98
I
I,II
1,3,4
1,4,6,10,11
5
Balsa
-
V
V
2
9,12
6
Bayur
0,52
IV
II,III
1,2,3,4,5,6
1,2,3,7,11,12
7
Bangkirai
0,91
1,II,III
I,II
3
1,2,3,4,6,11
8
Bedaru
1,84
I
I
1,3
1,3,6,9,11,12
9
Belangeran
0,86
II,I,III
I,II
1,3
1,3,4,6,7,11
10
Benuang
0,33
V
IV,V
1,3,4,5
2,8,14,15
11
Benuang Laki
0,39
IV,V
IV,V
2,3,4,5,6,7
1,2,5,8,11
12
Berumbung
0,85
II
II,I
1,3
1,3,4,5,9,11,12,20
13
Bintangur
0,78
III
II,III
1,2,3,4,5,6
1,2,3,4,5,6
14
Bongin
1,82
III
I
1,3
1,3,4,13
15
Bugis K.
0,88
III,IV
II,III
3,4,5,7
1,3,4,5,6,7,11,20
16
Bungur
0,88
II,III
I,II
1,2,3,4,5,6
1,3,4,5,6,7,11
17
Cemara
-
II,III
I,II
1,2,4,5,6,7
1,4,5,6,10,11,18
18
Cempaga
0,71
II,III
II
1,2,3,4,5,6
1,2,3,4,5,6,9,10,11
19
Cempaka
-
II
III,IV
1,2,3,4,5,7
1,2,3,4,5,7,9,12,13,16,17,20
20
Cendana
0,84
II
II,I
2,6
12,19
21
Cengal
0,70
II,III
II,III
1,2
1,2,3,4,5,6,7,11
22
Dahu
0,58
IV
III,IV
1,2,3,4,5,7
3,4,5,13
23
Durian
0,64
IV,V
II,III
1,2,3,4,5
1,2,8
24
Ebony
1,05
I
I
4,5
3,12,13
25
Gadok
0,75
III,II
II,III,I
1,2,4,5,6,7
1,4,5,11
26
Gelam
-
III
II
1,2,3,4,5,6,7
1,4,5,6,10,11,18
27
Gerunggang
0,47
IV
III,IV
1,3,4,5
1,2,8
28
Gia
0,91
I,IV
I,II
3,4,5,7
1,4,5,6,10,11
29
Giam
0,99
I
I
1,3
1,4,6,10,11
30
Gisok
0,83
II,III
II,I
1,3
1,2,3,4,5,7,11
31
Gofasa
0,74
II,III
II,III
4,5,7
1,3,4,5,6,7,9,11,12,18,20
32
Jabon
0,42
V
III,IV
1,2,3,4,5,6
2,8,14,15
33
Jangkang
0,63
IV,V
III,II
1,3,4,5,7
2,5,7,8,12,20
34
Jati
0,70
I,II
II
2,4,6
1,3,4,5,6,10,11,12,13
35
Jelutung
0,40
V
III,V
1,3
2,8,12,16,17,20
36
Jeungjing
0,33
IV,V
IV,V
1,5
1,2,8,14,15
37
Jobar
0,84
I,II
II,I
1,2
1,3,4,5,12,13,18
38
Kapuk Hutan
0,30
V
IV,V
1,2,4,5,6,7
2,8,14,15,20
39
Kapur
0,81
II,III
II,I
1,3
1,2,3,4,5,6,7,11
40
Kedunba
0,84
IV
III
1,3
1,2,3,4,5,6,7,20
41
Kemenyan
0,57
IV,V
III,II
1,2
1,2,5,8,12,14,17,20
42
Kemeri
0,31
V
IV,V
1,2,4,5
2,8,14,15
43
Kempas
0,95
III,IV
I,II
1,3
1,2,4,6
44
Kenanga
0,33
V
IV,V
1,2.4,5,7
2,8,12,14,15,20
45
Kenari
0,55
IV
III
1,2,3,4,5,6
1,2,4,5,7
46
Keruing
0,79
III
I,II
1,2,3
1,2,4,5,6,11
47
Keranji
0,98
I
I,II
1,2,3
1,2,4,5,6,7,11
48
Kesambi
0,01
III
I
2,4,5,6
1,4,5,6,11,18
49
Ketapang
-
III,IV
II,III
1,2,3,4,5,6,7
1,2,3,4,5,7,8,11,14,20
50
Kolaka
0,96
III
I
1,2,3,4,5,6,7
1,4,5,6,11
51
Kuku
0,87
II
I
1,3,4,5,7
3,4,5,11,13
52
Kulim
0,94
I,II
I
1,3
1,2,4,6,10,11
53
Kupang
-
II,IV
II,III
1,2,3,4,5
1,2,3,4,5,7,11,13,20
54
Lara
1,15
I
I
4,5
1,4,6,10,11
55
Lasi
0,01
II
II
4,5
1,3,4,5,12,13
56
Leda
0,57
IV,V,II
II,IV
4,5
1,2,5,7,8,10,11,20
57
Mahang
-
IV,V
II,IV
1,2,3
1,2,5,7,8,14,15,20
58
Mahoni
0,64
III
II,III
2
1,2,3,4,5,7,11,12
59
Malas K.
1,04
II,III
I
1,3
1,4,5,6,11,18
60
Matoa
0,77
III,IV
II,I,III
1,2,4,5,6,7
1,3,4,7,11
61
Medang
-
III,IV
II,V
1,2,3,4,5,6,7
1,2,3,4,5,7,8,11,12,20
62
Melur
0,52
IV
II,IV
1,2,3,4,5,5,7
1,2,3,4,5,7,9,16,17
63
Membacang
-
II,V
II,III
1,2,3,4,5,5,7
2,5,8,12,14,20
64
Mendarahan
-
V
II,IV
1,2,3
2,5,7,8,20
65
Menjalin
-
V
I,III
1,2,3
1,2,5
66
Mensira G.
0,61
V
II,III
1,2,4,5,6,7
1,2,5,7,20
67
Mentibu
0,53
IV,V
III
1,3
1,2,7,8
68
Merambung
0,38
V
IV,V
1,2,3,4,5,6,7
2,8,14,15
69
Meranti M.
0,55
III,IV
II,IV
1,3,4,5
1,2,3,4,5,8,15
70
Meranti P.
0,54
III,IV
II,IV
1,3,4,5
1,2,3,4,5,8,15
71
Merawan
0,70
II,III
II,III
1,3
1,2,3,4,5,6,7,9,11
72
Merbau
0,88
I,II
I,II
1,2,3,4,5,6,7
1,4,5,6,10,11
73
Merpayang
0,65
V
II,III
1,3
1,2,3,5,7,8,11,20
74
Mersawa
0,46
IV
II,III
1,3
1,2,4,5,11
75
Nyatoh
0,67
II,III
II,I,II
1,2,3,4,5,7
1,2,4,5,7,9,11
76
Nyirih
-
II,III
II
1,2,3,4,5,6,7
1,2,3,4,5,6,7,11,13,18,20
77
Pasang
-
II,IV
I,III
1,2,3,4,5,6,7
1,2,3,4,5,6,11,13,18
78
Patin K.
0,92
I
I,II
1
1,2,3,4,5,6,7,11,12
79
Pelawan
-
I,II
I
1,3
1,4,6,10,11,18
80
Perepat Darat
0,76
III
II
1,3
1,3,4,5,11
81
Perepat Laut
0,78
II,III
II,I
1,2,3,4,5,6,7
1,4,5,7,11
82
Perupuk
0,56
IV,V
II,III
1,3,4
1,2,3,8,14,15
83
Petaling
0,91
I,II
I,II
1,3
1,4,5,6,9,10,11
84
Petanang
0,75
III
II
1
1,4,5,6,11
85
Pilang
0,79
III
II
2,6
1,2,3,4,5
86
Pimping
-
III,IV
I,II
1,2,3,4,5,6,7
1,2,5,6,8,11,14,20
87
Pinang K.
0,66
III,IV
II,III
1,3
1,2,3,4,5,7,11,20
88
Pulai
0,46
III,V
IV,V
1,2,3,4,5,6,7
2,8,12,14,15,16,20
89
Punak
0,76
III,IV
II
1,3
1,2,3,4,5,7,11,20
90
Puspa
-
III
II
1,2,3
1,2,4,5,10,11,18
91
Putat
-
II,III
I,II
1,2,3,4,5,6,7
1,3,4,5,6,7,11,18
92
Ramin
0,63
IV
II,III
1,3
1,2,3,4,5,7,20
93
Rasamala
0,81
II,III
II
1,2
1,4,5,7,10,11
94
Rengas
0,69
II
II
1,2,3
3,4,5,6,12,13
95
Resak
0,70
III
II
1,3,5,7
1,2,4,6,7,11
96
Salimuli
0,64
I,II
II,III
2,5,6
3,4,9,12
97
Sampang
-
V
III,IV
1,2,3
2,5,7,8,12,14,15,20
98
Saninten
0,76
III
II
1,2
1,4,5,7
99
Sawokecik
1,03
I
I
1,2,4,5,6
3,4,5,9,12,13,20
100
Sendok-sendok
0,45
V
III,II
1,3,5,7
2,5,8,12,14,15,20
101
Simpur
-
III,V
I,III
1,2,3,4
1,2,3,4,5,11,18
102
Sindur
-
II,V
II,III
1,3,4,5
1,2,3,4,5,7,11
103
Sonokeling
0,90
I
II
2
3,4,5,9,12,13
104
Sonokembang
0,65
II,I,II
II,I,II
1,2,4,5,6
1,3,4,5,12,13
105
Sungkai
0,63
III
II,III
1,2,3
1,3,4,5,12,13
106
Surian
-
III,V
III,IV
1,2,3,4,5,6,7
1,2,3,5,7,8,11,12
107
Surianbawang
0,60
II,IV
II,III
1,3,5,7
1,2,3,4,5,7,11,20
108
Tanjung
1,08
I,II
I
1,2,4,5,6
1,2,3,4,5,7,11
109
Tembesu
0,81
I
II
1,2,3
1,4,5,6,10,11
110
Tempimis
1,01
I
I
1,4
1,4,5,6,7,9,11
111
Tepis
-
IV,V
II,IV
1,3
1,2,3,5,7,14,20
112
Teraling
0,75
II,IV
II
1,2,4
1,2,3,4,5,7,9
113
Terap
0,44
III,V
III,V
1,2,3,4,5,6,7
1,2,5,8,11
114
Terentang
0,40
IV
III,IV
1,3
2,8,14,15
115
Trembesi
0,61
IV
III
1,2,4,5,6
1,2,3,4,5,7,11,12,13
116
Tualang
0,83
III,IV
II,I,II
1,3,4
1,2,3,4,5,7,11
117
Tusam
0,55
IV
III
1,2,4,6
1,2,8,14,15,16,17
118
Ulin
1,04
I
I
1,3
1,4,6,10,11
119
Walikukun
0,98
II
I
2,6
1,4,5,6,9,10,11,18
120
Weru
0,77
II
II,I
1,2,6
1,3,4,5,13


source : link
0 komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ▼  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ▼  Maret (24)
      • Pohon Terbesar di Dunia
      • Pohon Palsu Ini Bisa Hasilkan Oksigen
      • Rayap Tanah Perusak kayu
      • Sifat-Sifat Umum Kayu
      • Faktor-Faktor Perusak Kayu
      • Sifat dan Kegunaan 120 Jenis Kayu Perdagangan Indo...
      • Keawetan kayu
      • Dibalik Kekuatan Kayu Jati
      • Sifat-sifat Kayu dan penggunaannya
      • Berat jenis dan kerapatan kayu
      • Panen Madu dari Pohon Sialang
      • Matoa (Pometia pinnata) Buah dengan aroma nano-nan...
      • Angsana (Pterocarpus indicus)
      • Pohon ipuh (Antiaris toxicaria)
      • Jaringan tumbuhan (pohon)
      • GAJENESS, chapter 3 : meet a devil
      • Sistem Informasi Geografis (SIG)
      • Jenis-Jenis Tanah dan Proses Pembentukan Tanah
      • Bioma Hutan Basah (Hutan Hujan Tropis)
      • PENGENALAN JENIS KAYU Manfaat Pengenalan Jenis Kayu
      • Bagian - Bagian Kayu
      • Hasil hutan : Kayu dan Bukan Kayu
      • Undang-undang tentang Kehutanan
      • Perbedaan Resin,Getah,dan Tanin
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |