Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar.
Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
CH4 + O2 + (x)panas ----> H2O + CO2 + (Y)panas
Tiga unsur segitiga api :
KLASIFIKASI API
Tujuan pengklasifikasian api adalah agar dapat menggunakan dengan tepat jenis media pemadam terhadap berbagai kelas kebakaran. Dengan klasifikasi ini diharapkan pemilihan media pemadam dapat sesuai dengan jenis kebakaran sehingga pemadaman dapat berlangsung secara efektif, dengan tidak mengabaikan prosedur pemadaman yang benar.
Klasifikasi kebakaran atau api yang dianut oleh Indonesia adalah klasifikasi kebakaran mengadopsi sistem National Fire Protection Association (NFPA), sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja Indonesia melalui Peraturan PER.MEN: NO/PER/04/MEN/1980 tertanggal 14 April 1980.
Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
TEKNIK PEMADAMAN API
Terdapat 4 (empat) teknik pemadaman api/ kebakaran. Dengan mempertimbangkan unsur-unsur dan reaksi yang membentuk terjadinya api, maka dengan cara menyingkirkan salah satu dari unsur-unsur tersebut, ataupun reaksi yang terjadi akan dapat memadamkan api.
Adapun teknik pemadaman api tersebut adalah sebagai berikut:
Peralatan Pencegahan Kebakaran
Prinsip Pemadaman Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Source : link
link
- Oksigen : Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran
- Panas : Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las / potong, gas yang dikompresi
- Bahan bakar : Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung
terjadinya pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat,
cair dan gas. Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas
pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar
dapat mendukung terjadinya pembakaran.
Jenis - jenis Bahan bakar :
a) Benda Padat : Bahan bakar
padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang setelah
selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas,
kulit dan lain-lainnya.
b)
Benda Cair : Bahan bakar
cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine, lacquer,
alkohol, olive oil, dan lainnya.
c) Benda Gas :Bahan bakar
gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida, butan, dan
lain-lainnya.
Rantai Reaksi Kimia
Dalam proses kebakaran terjadi rantai reaksi kimia,
dimana setelah terjadi proses difusi antara oksigen dan uap bahan bakar,
dilanjutkan dengan terjadinya penyalaan dan terus dipertahankan sebagai suatu
reaksi kimia berantai, sehingga terjadi kebakaran yang berkelanjutan.
Flammable Range: adalah batas antara maksimum dan
minimum konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara normal, yang dapat
menyala/ meledak setiap saat bila diberi sumber panas. Di luar batas ini tidak
akan terjadi kebakaran.
a) LEL / LFL (Low Explosive Limit/ Low Flammable Limit):
adalah batas minimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara yang
akan menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini
disebut terlalu miskin kandungan uap bahan bakarnya (too lean).
b) UEL / UFL
(Upper Explosive Limit/ Upper Flammable Limit): adalah batas maksimum dari
konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara, yang akan menyala atau meledak,
bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu kaya kandungan
uap bahan bakarnya (too rich).
KLASIFIKASI API
Tujuan pengklasifikasian api adalah agar dapat menggunakan dengan tepat jenis media pemadam terhadap berbagai kelas kebakaran. Dengan klasifikasi ini diharapkan pemilihan media pemadam dapat sesuai dengan jenis kebakaran sehingga pemadaman dapat berlangsung secara efektif, dengan tidak mengabaikan prosedur pemadaman yang benar.
Klasifikasi kebakaran atau api yang dianut oleh Indonesia adalah klasifikasi kebakaran mengadopsi sistem National Fire Protection Association (NFPA), sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja Indonesia melalui Peraturan PER.MEN: NO/PER/04/MEN/1980 tertanggal 14 April 1980.
Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
- Kelas A: kebakaran atau api yang terjadi pada bahan bakar padat, seperti; kayu, kain, kertas, kapuk, karet, plastik dan lain sebagainya.
- Kelas B: kebakaran atau api yang terjadi pada bahan bakar cair, seperti; bensin, minyak tanah, spirtus, solar, avtur (jet fuel) dan lain sebagainya.
- Kelas C: kebakaran atau api yang terjadi karena kegagalan fungsi peralatan listrik.
- Kelas D: kebakaran atau api yang terjadi pada bahan bakar logam atau metal, seperti; magnesium, titanium, aluminium, dan lain sebagainya.
TEKNIK PEMADAMAN API
Terdapat 4 (empat) teknik pemadaman api/ kebakaran. Dengan mempertimbangkan unsur-unsur dan reaksi yang membentuk terjadinya api, maka dengan cara menyingkirkan salah satu dari unsur-unsur tersebut, ataupun reaksi yang terjadi akan dapat memadamkan api.
Adapun teknik pemadaman api tersebut adalah sebagai berikut:
- Smothering (menyelimuti), adalah teknik pemadaman dengan cara memisahkan uap bahan bakar dengan udara.
- Cooling (mendinginkan), teknik pemadaman dengan cara menyerap panas dari bahan bakar yang terbakar, sehingga proses pembakaran akan terhalang.
- Starvation (mengurangi atau memisahkan bahan bakar), teknik pemadaman dengan cara memutuskan persediaan bahan bakar.
- Breaking chain reaction, teknik pemadaman dengan cara memutuskan rantai reaksi kimia/reaksi pembakaran, atau dengan menangkap radikal-radikal bebas seperti OH- dan H+, agar tidak dapat melanjutkan proses pembakaran dari api tersebut.
- Slop Over : Suatu proses bila water jet dijatuhkan ke permukaan minyak yang terbakar, air akan langsung berubah menjadi uap secara cepat sekali ketika menyentuh permukaan minyak (1700 kali volumenya), kemudian uap air akan membawa minyak panas tersebut ke udara. Bersama itu pula cairan minyak akan terdispersi akibat efek water jet tersebut, sehingga kebakaran minyak tersebut bertambah hebat.
- Boil Over : Suatu proses yang terjadi secara spontan, umumnya pada kebakaran tangki terbuka yang berisi minyak bumi (crude oil), air dan emulsi yang berada di dasar tangki menerima gelombang panas selama proses pembakaran berlangsung di permukaan tangki, panas yang diterima akan mengubah air atau cairan menjadi uap air atau steam, dengan faktor pengembangan ± 1.700 kali. Uap ini akan terlontar ke udara sambil membawa bahan bakar yang berada di permukaannya, dan berakibat kebakaran bertambah hebat.
Peralatan Pencegahan Kebakaran
- Hydran : hydran nada 2 jenis, yang pertama adalah jet hydran yang akan memancarkan air dengan kuat, biasanya digunakan untuk meruntuhkan bangunan atau menjebol pintu – pintu yang terbakar, sedangkan yang ke dua adalah spray hydran dimana digunakan untuk mendinginkan ruangan yang terbakar setelah berhasil dipadamkan, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bibit – bibit api baru yang mungkin timbul akibat hembusan angina dn lain-lain.
- Detektor Asap / Smoke Detector : Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam ruangan. Biasanya pemasangannya disebelah sprinkler.
- Fire Alarm : Peralatan yang dapat mengeluarkan suara keras yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat
- Sprinkler : biasanya digunkanan di ruangan – ruangan, baik di kapal maupun di darat karena praktis, sprinkler akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut. Pada ujung sprinkler terdapat air raksa yang akan memuai apabila terkena panas dan peceh sehingga air akan keluar dari sprinkler.
- APAR / Fire Extinguishers / Racun Api : Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B,C dan D. Peralatan pemadam kebakaran ringan ini terbilang praktis karena tidak terlalu berat dan bias dibawa dan ditempatkan dimana – mana sesuai dengan kebutuhan.
Prinsip Pemadaman Kebakaran
Untuk memadamkan kebakaran, hal yang
perlu di ingat adalah sumber panas, materi dan oksigen. Dengan kita
mengerti penyebab kebakaran dan apa yang terbakar maka kita bisa
menentukan jenis dan cara pemadamannya.
Dari penjelasan di atas maka kita bias
mengklasifikasikan jenis kebakaran dan cara penanganannya. Sedangkan
untuk mencegah kebakaran maka perlu dibuat suatu system menejemen
misalnya kebakaran kamar mesin suatu kapal, maka perlu di identifikasi
apa yang kebakaran, penyebabnya apa dan bagaimana cara menghindari
kebakaran itu terjadi. Dengan mendata semua peralatan atau ruangan yang
ada dan membuat system menejemennya maka akan dapat dikurangi resiko
kebakaran.
Source : link
link
1 komentar:
Terima kasih penjelasannya, izin sebagian isi buat bahan presentasi. Salam kenal.
Posting Komentar