FORDA
(Semarang, 02/10/12)_ Para peneliti kehutanan diharapkan selalu
menghasilkan iptek tepat guna yang solutif, aplikatif dan ekonomis untuk
untuk kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.
“Solutif artinya memberikan
alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi. Aplikatif, harus mudah
dilaksanakan semua pemangku kepentingan. Ekonomis, kemanfaatannya harus
benar-benar memberikan hasil yang nyata dalam mendukung tumbuhnya
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Dr. Sri Puryono, K.S., M.P,
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Tengah, di Semarang, Selasa (2/10).
Mewakili Gubernur Jawa Tengah dalam acara pembukaan Gelar Teknologi Litbang Kehutanan dan Lokakarya Pengembangan Penyuluhan Kehutanan 2012,
Sri Puryono berpesan,“Peneliti teruslah bekerja dan berkarya
menciptakan teknologi kehutanan bagi kemaslahatan masyarakat dan
keselamatan lingkungan alam hutan kita.”
Harapan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah tersebut disambut baik oleh Badan Litbang Kehutanan. “Para
peneliti kami juga selalu siap untuk mengawal penyelenggaraan
pengelolaan hutan,” kata Dr. Iman Santoso, Kepala Badan Litbang
Kehutanan di Semarang, Selasa (2/10).
Badan Litbang Kehutanan sebagai
institusi penelitian di bawah Kementerian Kehutanan akan selalu memberi
dukungan untuk terwujudnya Pengelolaan Hutan yang Lestari dan Masyarakat
Sejahtera. “Badan Litbang Kehutanan selalu terbuka dan siap untuk
memberikan dukungan IPTEK manakala dibutuhkan, termasuk menyediakan
informasi untuk antisipasi terhadap permasalahan kehutanan yang mungkin
muncul di kemudian hari, “ tegas Iman.
Sri Puryono juga mengharapkan agar
hasil penelitian dapat dipublikasikan dan disosialisasikan kepada
masyarakat, sehingga dapat dipergunakan semua pihak untuk pengelolaan
hutan yang lebih baik. Oleh karena itu, peran penyuluh kehutanan sangat
penting untuk mendiseminasikan hasil penelitian tersebut kepada
pengguna. “Para penyuluh, informasikan hasil penelitian dengan bahasa
yang lugas dan mudah dipahami masyarakat, ” tegas Puryono.
Lebih lanjut Puryono mengajak untuk
memperkuat sinergitas dan kerjasama antar pihak terkait , agar sumber
daya hutan semakin berdaya guna untuk mendukung terwujudnya hutan
lestari dan rakyat sejahtera. “Jadikan kegiatan ini sebagai ajang tukar
pendapat, mencari jalan terbaik dan solusi bagi penyelesaian
permasalahan kehutanan di Jawa Tengah,” katanya.
Sejalan dengan ajakan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah tersebut, Iman menyatakan, untuk mewujudkan
sinergitas para pihak tersebut secara berkesinambungan, kegiatan ini
harus menjadi proses yang berkelanjutan.
“Kami berharap akan terjadi
interaksi dan komunikasi timbal balik antara peneliti dan penyuluh
kehutanan serta pengguna hasil penelitian, sehingga bisa dicapai
sinergitas untuk didarmabaktikan bagi kepentingan daerah,” kata Iman
Santoso.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 250
peserta penyuluh, kelompok masyarakat, pelaku usaha dan pemda lingkup
Provinsi Jawa Tengah tersebut, menyajikan 16 materi IPTEK kehutanan
hasil Badan Litbang Kehutanan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mendiseminasikan hasil litbang guna memenuhi kebutuhan teknologi di
tingkat lapangan. Selain itu juga dimaksudkan untuk menyusun rencana
pengembangan penyuluhan dalam rangka meningkatkan peran penyuluhan
kehutanan untuk menunjang keberhasilan pembangunan di sektor
kehutanan.(DP)***
Materi Gelar Teknologi
Gelar Teknologi Umum
- Alat Ukur Volume Pohon Berdiri
- Teknik Bioinduksi Gaharu
- Penyakit Karat Puru dan Cabuk Lilin
- Budidaya Bambu
Gelar Teknologi Khusus
- Budidaya Madu
- Pengembangan Hibrid Ulat Sutera
- Teknik Penangkaran Rusa Timor
- Teknik Pembuatan Bambu Lamina
- Teknik Pembuatan Arang dan Cuka Kayu serta Aplikasinya
- Identifikasi Areal Potensi Banjir dan Tanah Longsor
- Teknik Silvikultur Sengon Laut
- Teknik Silvikultur Jabon
- Pengembangan Kelembagaan Hutan Rakyat
- Kayu dan HHBK sebagai Insentif Pengembangan Hutan Rakyat Sengon di Pati
- Penatausahaan Pemasaran Kayu Rakyat
- Peranan Hutan Rakyat dalam Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan
Source : Link